Minggu, 26 Agustus 2012

SETIA DALAM PERKARA KECIL

oleh Bao Panigoran pada 7 September 2010 pukul 14:19
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/setia-dalam-perkara-kecil/423966273457


Lukas 16 : 10
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Saudaraku terkasih. Suatu pagi ketika saat teduh dan berdoa, saya mendengar Roh Tuhan berkata dengan lembut di dalam diriku, mengingatkan saya, untuk selalu setia kepada perkara-perkara kecil.

Itu teguran bagi saya, dan mungkin juga Yesus menginginkan saya merenungkannya. Mungkin saja Ia juga hendak menyampaikan pesan itu kepada saudara lewat tulisan ini.

Dan setelah saya renungkan sungguh-sungguh, saya mau sampaikan kepadamu, saudara: Tuhan kita Yesus sangat menganggap penting kesetiaan kita akan perkara-perkara kecil. Sedemikian dalamnya Ia menghendaki kita sempurna, dan kesetiaan kita atau tidak dalam perkara-perkara kecil pun sangat dihitungNya. Saya kawatir ketika kita mengabaikan kesetiaan pada perkara-perkara kecil, jangan-jangan semua pekerjaan baik kita bagi KerajaanNya selama ini akan dianggap hangus dan kita akan ditolak ketika kelak kita menutup mata. Bukankah Ia berkata : “barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”? Artinya, kurang lebih, kesetiaan kita dalam perkara-perkara kecil, akan menjadi pedoman bagiNya untuk menilai keseluruhan pelayanan dan hidup kita.

Apakah itu perkara-perkara kecil? Itu adalah setiap perkara sepele, yang selama ini kita sepelekan dan kadang-kadang tidak pernah kita hiraukan atau pikirkan. Kita terus saja memenuhi otak kita dengan perkara-perkara besar, rencana-rencana besar, pelayanan-pelayanan besar, bagi Kerajaan Tuhan. Dengan begitu kita merasa sedang berperang bagi Allah, berdiri sebagai seorang jenderal dalam barisanNya. Tetapi nyaris tiap saat kita tidak hirau atau memikirkan perkara-perkara kecil yang sepele.

Yesus itu sempurna, saudaraku. Dan Ia menghendaki kita sempurna. Ia sangat mendetail, dan Ia juga sangat mempedulikan perkara-perkara kecil supaya engkau patuhi.

Engkau berkata bahwa engkau anak Allah? Itu benar, ketika engkau telah bertobat dan percaya kepada Yesus. Tapi lihatlah, apa yang telah engkau lakukan dalam perkara-perkara kecil.

Ada banyak anak Tuhan yang tidak peduli pada lampu merah. Ketika lampu merah berhenti, ia tetap menerobosnya karena dilihatnya aman-aman saja. Dan sambil ia menerobos lampu merah itu, ia sedang merancang hendak mengadakan KKR besar di kota ini.

Apakah engkau cukup peduli memakai helm saat mengenderai sepeda motor? Ah, terlalu sepele untuk dibahas bukan?

Ada orang yang ketika di WC umum, ia sengaja tidak menyiram –maaf- kotorannya. Ia juga dengan cueknya memasukkan tangannya ke dalam bak untuk cuci tangan sehingga orang lain setelah dia harus memakai air bekas cuci tangannya. Ironisnya, ia melakukannya sambil menyanyi-nyanyi lagu rohani. Apakah anda masih seperti itu?

Halaman rumah saya sempit, nyaris tidak ada. Suatu malam, sekitar jam 12 malam, saya berhasil membunuh seekor tikus rumah. Lalu saya keluar hendak membuangnya. Saya bingung harus membuang kemana, sebab saya tidak punya halaman. Mana malam sedang hujan gerimis pula. Akhirnya saya letakkan di dekat dinding rumah tetangga dan menimbunnya dengan batu-batu besar. Saya pikir, kalaupun nanti berbau, toh baunya akan lebih menyengat ke rumah saya sendiri. Tetapi belum berapa menit saya naik ke tempat tidur dan siap-siap berdoa, Tuhan menegur saya tentang bangkai tikus itu. “Mengapa kau membuangnya ke pekarangan rumah orang?” Saya jadi tidak dapat berdoa . Akhirnya saya bangkit, mengambil kembali bangkai tikus itu, dan malam itu pergi cukup jauh melemparkan bangkai itu ke semak belukar yang tak terurus. Pulang ke rumah, saya bilang dalam pembukaan doa saya: “Bapa, aku sudah membuangnya jauh. Tidak ada yang akan keberatan dengan aroma busuknya lagi, sebab cukup jauh dari rumah penduduk, meskipun toh semak belukar itu bukan tanahku, tapi maklumilah keadaanku. Dan sekarang, terimalah doaku.” Dan tidak ada ganjalan lagi.

Suatu hari saya sedang berada di sebuah tempat, dekat rumah sahabat. Rumah teman itu sendiri sudah biasa saya datangi atau masuki, sudah seperti rumah sendiri. Waktu itu saya sangat haus, lalu saya masuk ke rumah kawan tersebut. Saya sudah ada dekat meja makan. Tidak ada seorang pun yang nampak. Lalu dengan biasa, saya minum, dan setelah itu keluar lagi. Baru melangkah dua tiga langkah dari pintu, tiba-tiba saya mendengar suara Tuhan yang lembut di hati saya: “Nak, mengapa kau mencuri?” Saya kaget. Buru-buru saya masuk lagi ke dalam. Beruntung seorang anaknya muncul dari kamar, lalu saya bilang. “Om numpang minum ya”. Anak itu mengangguk biasa saja, dan saya keluar lagi sambil menatap langit. “Bapa, aku sudah pamit kan?”

Ada banyak hal yang sepele yang sehari-hari kita abaikan, dan tanpa kita tahu, Tuhan sangat peduli kepada semua itu.

Ada anak buah yang kalau disuruh bosnya belanja, tidak mau melaporkan sisa uang belanja itu, karena menurutnya uang itu terlalu kecil buat bosnya, dan bosnya juga tidak akan marah bila ia mengambilnya. Ia ini anak Tuhan.

Ada anak Tuhan kaum muda mudi, tidak mau disuruh untuk pekerjaan-pekerjaan sepele di rumahnya, seperti mencuci piring, menyapu rumah, ke warung, dan lain-lain. Dengan berbagai alasan ia akan membantah atau bahkan mendiamkan saja dengan masa bodo orang tuanya yang memanggil-manggil namanya menyuruh mengerjakannya. Ajaibnya, anak muda ini sedang memikirkan tentang rencana penginjilan besar-besaran ke kota anu, KKR anu, dan lain-lain yang hebat-hebat.

Ada anak Tuhan saat bercanda suka memuji-muji dirinya. Ah, terlalu sepele ya?

Bohong kecil-kecilan itu sepele ya? Tapi di hadapan Bapamu Yang Maha Kudus, itu tidak sepele loh!

Ada anak Tuhan yang ketika bersaksi, suka menambah-nambah atau melebih-lebihkan kesaksiannya, supaya terdengar makin hebat.

Ada anak Tuhan yang mudah sekali mengomel, menggerutu, mengambek. Baru saja ia melompat-lompat di gereja muji-muji Tuhan, sekarang ia sedang mengambek karena hal kecil.

Ada anak Tuhan yang biasa memakan semua roti dari piring, padahal ia tahu ada beberapa temannya belum mendapat. Terlalu sepele ya?

Ada anak Tuhan yang biasa saja memarkir mobilnya di tengah jalan atau di mulut gang, tak peduli orang lain jadi kesusahan karenanya.

Ada anak Tuhan yang ketika melihat uang tercecer, dengan secepat kilat mengambilnya, dan pura-pura tidak tahu apa-apa meski ada yang dilihatnya sedang mencari-cari sesuatu. Ironisnya, ada pula yang menganggapnya rejeki dari Tuhan, jawaban doa, dan semacamnya.

Semuanya itu, sungguh-sungguh diperdulikan Tuhan kita. Ia sangat perhatian pada hal-hal kecil.

Saudaraku dalam Kristus

Setialah dalam perkara-perkara kecil dan sepele. Pandanglah hal-hal itu juga sebagai kewajiban besarmu, yang harus engkau kerjakan dengan penuh tanggungjawab. Sensitiflah pada hal-hal yang sepele. Kritiklah dirimu, koreksilah dirimu terus menerus. Koreksi segala hal yang tidak benar di dalam dirimu. Koreksilah lidahmu dalam setiap perkataan paling sepele sekalipun. Koreksilah sikap dan cara-caramu berprilaku. Jadilah engkau pengikut Yesus yang sempurna.

Sebab seringkali ketidaksetiaan kita pada perkara-perkara kecil, justru menjadi rahasia keterpurukan kita selama ini. Mungkin usahamu selalu gagal, mungkin engkau dijauhi dan dihindarkan orang, mungkin engkau tidak pernah betah dan tekun, mungkin engkau belum juga dapat kerja, mungkin pelayananmu tidak berkembang alias kembang kempis, mungkin rohanimu jatuh bangun, mungkin engkau mudah merasa kering, mungkin engkau banyak masalah. Ya, dan mungkin semua itu timbul karena engkau tidak setia dalam perkara-perkara kecil yang berhubungan dengan semua itu. Engkau terus saja berdoa siang malam pada Tuhan, mendesak-desakNya untuk segera memberi berkat yang kau minta. Tapi sering kali sebenarnya, berkat itu telah diberikan, tapi tidak sampai kepada kita karena terhalang oleh ketidaksetiaan kita pada perkara-perkara kecil.

Sebaliknya, kesetiaan kita pada perkara-perkara kecil, akan membuat karakter rohani kita semakin menguat. Kita akan senantiasa kuat dan dipenuhi minyak. Ada kesegran rohani yang tidak pernah kering. Ada pertumbuhan yang pasti. Ada kestabilan dan tidak ada lagi jatuh bangun. Ada kesabaran. Ada kepribadian yang murni dan bercahaya. Ada cahaya terang yang akan memancar dari kepribadianmu. Dan orang-orang merasa damai sekali duduk diam dekat-dekat engkau.

Yesus menjadikan kesetiaan atau ketidaksetiaan kita dalam perkara-perkara kecil sebagai timbangan dalam menakar diri kita. Jangan sampai jasa-jasa besar yang telah kita persembahkan bagi Kerajaan Allah dihitung tidak benar hanya karena kita tidak benar dalam perkara-perkara kecil.

Jadilah engkau sempurna, sebab Allah adalah sempurna, demikianlah perintah Tuhan Yesus kepada kita. Menjadi sempurna bukan berarti kita sudah sempurna. Menjadi sempurna artinya kita memiliki kemauan untuk terus mengoreksi segala kejelekan kita, termasuk dalam perkara-perkara kecil, dan membaharuinya dengan yang dikehendaki Tuhan. Dan tindakan instrospeksi diri ini tidak akan pernah berhenti, melainkan harus kita kerjakan setiap hari seumur hidup kita. Demikianlah kita akan terus bertumbuh dalam segala hal yang baik di dalam Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar