Minggu, 26 Agustus 2012

ANDA ADALAH FOKUS MATA ALLAH

oleh Bao Panigoran pada 3 September 2010 pukul 11:19
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/anda-adalah-fokus-mata-allah/422422763457


Mazmur 33 : 13
TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusiaMazmur

33 : 18
Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.

Saudaraku terkasih dalam Kristus Yesus..Pernahkah anda menatap cicak di dinding? Ketika kita memandangnya, bukankah benda-benda lain disekitarnya seperti gantungan foto, lukisan dinding, akan nampak juga oleh kita? Tentu saja. Tapi fokus mata kita adalah kepada cicak itu.

Allah memandang seluruh anak manusia di bumi ini. Semua tampak olehNya, tidak ada yang tidak terlihat. Tetapi anda harus tahu sejak sekarang, bahwa fokus mata Allah tertuju kepadamu!

Mengapa fokusNya kepadamu? Karena engkau ini anakNya, sedang yang lain bukan!

Bayangkanlah anda sedang menghadiri sebuah acara di gedung pertunjukan. Sebuah kelompok koor anak SD sedang tampil di atas panggung, dan anda hadir disana untuk menonton koor itu. Mengapa? Sebab anak anda ikut menjadi anggota kelompok koor itu. Sebenarnya anak anda itu berdiri di barisan belakang, dan bukan menjadi bintang panggung. Tapi karena dialah anak anda, sudah pasti fokus mata dan telinga anda tertuju kepadanya. Mimik wajahnya anda perhatikan, dan setiap gerak-geriknya anda awasi dengan mata berbinar-binar.

Demikianlah juga Bapa memandang kita dari surga!

Jika engkau sedang berada di satu pesta kawin, mungkin saja engkau hanya undangan biasa disitu. Bintang pestanya tentu saja kedua mempelai, serta para tamu VIP dari kalangan artis top dan pejabat-pejabat terkenal. Engkau sendiri hanya duduk di kursi belakang, sama seperti orang lain, melongok kesana kemari seperti orang dari kampung menatap kepada artis-artis top itu. Tapi dengarlah, jikalau engkau benar anak Allah, maka ketahuilah sekarang, bahwa fokus mata Allah dari sorga justru tertuju kepadamu, bukan kepada para bintang itu.

Setiap anak Tuhan yang masih memandang ternganga penuh terpesona pada para bintang pesta di depan sana, maka ia sebenarnya anak Allah yang masih bermental gembel jelata. Ukuran-ukuran yang hidup didalam dirinya adalah perbandingan kedagingan, yaitu perbandingan harta kekayaan, popularitas, kehormatan, nama besar, pangkat-pangkat, jabatan-jabatan, gelar-gelar, dan sebagainya. Ketika ia memandang semua itu, ia berdecak: “Wah... waah... waaah..!” Orang-orang seperti ini akan begitu bangga ketika ia dengar bahwa hari minggu besok jenderal anu akan beribadah di gereja mereka yang kecil. Ketika presiden anu memberinya kado, itu akan menjadi kesaksiannya seumur hidup. Kebanggaannya ialah piagam-piagam penghargaan yang ia miliki. Fotonya yang berpelukan bersama artis top, akan dipajangnya di ruang tamu. Dan ketika tamu-tamunya datang dan menatap cemburu ke foto itu, kawan kita ini akan menarik nafas bangga di dadanya. Mental seperti inikah mentalitasnya anak Raja segala raja??

Saya tidak mengajarkan supaya saudara sombong dan memandang rendah orang lain. Tidak saudaraku. Lewat tulisan-tulisan saya, saya senantiasa bermaksud supaya anda menyadari bahwa engkau ini anak Raja Terbesar, maka hiduplah dalam karakter anak Raja Terbesar. Jangan takar dirimu dengan takaran dunia ini. Tapi pandanglah dirimu sebagaimana Allah memandangmu.

Jadi yang saya ajarkan, jikapun ini ajaran, adalah supaya anda tidak terikat dengan pesona-pesona dunia ini lagi. Saya berharap anda tidak perlu lagi mencari penghormatan dari manusia, tidak lagi bergumul penuh obsesi untuk menjadi terkenal di mata manusia, agar anda tidak lagi gila harta di dunia ini, cukuplah syukuri apa yang diberi Bapa padamu. Ketika engkau telah sadar sebesar apa posisi jabatan anak Allah yang engkau pangku, maka saya berharap anda tidak perlu lagi gila jabatan atau menjadi gila benaran ketika jabatan anda dicopot di dunia ini.

Engkau tidak perlu lagi memaksakan dirimu sebagai bintang panggung. Orang berjuang menjadi bintang panggung, adalah dengan maksud supaya ia menjadi pusat perhatian. Ketika engkau telah menjadi bintang di mata Allah, fokus perhatian Bapa, masih pentingkah perhatian dunia ini bagimu? Bukankah dunia ini hanya sebesar tempurung di hadapan Allah? Atau jangan-jangan hanya sebesar telur cicak?

Berhentilah terobsesi menjadi kaya, menjadi terkenal, menjadi mulia, berjabatan tinggi, dihormati orang-orang dengan penuh kagum. Itu semua kedagingan. Mungkin engkau terobsesi menjadi pendeta terkenal, dengan kecakapan kotbah yang berapi-api, disertai kuasa nama Yesus dalam setiap pelayananmu, tapi saya harus beritahu itu juga kedagingan. Pikirkanlah kepentingan Allah saja. Pikirkanlah popularitas Yesus saja. Pikirkanlah kemuliaan Bapa saja. Sambil menjalani hidupmu dengan penuh syukur, apapun keadaannya. Kalaupun Bapa membawamu menjadi orang kaya kelak, biarlah itu urusan Bapa. Kalaupun engkau kelak berdiri di panggung KKR dihadiri puluhan ribu jiwa, biarlah itu juga urusan Bapa.

Seorang yang sadar bahwa ia anak Raja Terbesar, ia tak perlu sombong lagi. Anak Tuhan yang sombong adalah orang yang paling bodoh di dunia, menurut saya. Ia seperti orang dewasa yang berpidato dengan pongah tentang segala prestasinya di hadapan bayi yang belum tahu apa-apa. Betapa bodohnya juara gitar meloncat-loncat bangga ketika menang adu gitar dengan pelajar SD.

Tetapi seorang dewasa, akan bersikap seperti bayi ketika ia bercanda dengan bayi, seperti balita ketika mengobrol dengan balita. Ia mencocokkan dirinya, agar lawan bicaranya menerimanya dengan terbuka. Ia merendahkan dirinya, sampai ia menjadi satu level atau bahkan lebih kecil dari orang kecil di hadapannya. Merendahkan diri bukan berarti ia telah menjadi rendah. Merendahkan diri artinya ia yang aslinya sangat tinggi, mengabaikan ketinggiannya itu agar ia sejajar dengan orang di hadapannya.

Oh, saya ingin mengajarkan saudara, jikapun ini ajaran : membungkuklah lebih dalam ketika orang membungkuk kepadamu, tersenyumlah lebih lebar ketika orang tersenyum kepadamu, melambailah lebih lama, ketika orang melambai padamu. Maka dengan demikian, engkau akan menjadi pangeran yang sangat mempesona sorga!Dengan menyadari bahwa mata Allah terfokus padamu, maka engkau akan terdorong untuk bersikap seturut dengan keinginan Bapa. Engkau tahu keinginan Bapa, yaitu supaya engkau hidup dengan karakter Yesus, yakni buah-buah Roh.

Menyadari pandangan Allah terfokus pada kita juga akan memberi kita ketenangan dan kekuatan batin yang besar.

Mungkin sedang ada badai besar mengancam di depan sana, tapi sadarlah bahwa mata Allah terfokus padamu dan ia telah berjanji untuk melindungimu. Badai itu terjadi di hadapan Allah kita kok...kenapa harus gugup dan gelisah?

Mungkin baru saja orang datang memaki-makimu dan menuduhkan sesuatu yang kejam kepadamu. Tapi mengapa harus hancur terpukul? Orang itu bicara begitu di depan Bapamu kok....

Oh, ada orang mengancam akan menghabisimu. Tapi dengarlah, Bapamu ada disitu ketika ancaman itu diucapkannya!

Mungkin ada datang berita di TV: “Harga cabai dan beras naik 200 persen!” Ngapain gelisah? Bapamu ikut nonton berita itu kok...

Saudaraku, ketika mata Bapa tertuju kepadamu, dengarlah baik-baik, tidak ada ujung tanduk dalam hidupmu!

Renungkanlah kesadaran iman Musa. Waktu itu bangsa Israel tengah mentok di tepi Laut Teberau. Mereka hendak ke seberang, tapi tidak punya perahu. Tidak juga ada jembatan. Tentu mereka berkemah disitu hendak membangun armada perahu yang akan menyeberangkan mereka semua. Sayangnya, belum apa-apa, seluruh pasukan Mesir yang terkenal ganas dan haus darah, telah mengejar dari belakang, langsung dipimpin raja mereka, Firaun. Bangsa Israel sudah melihat deru debu pasukan musuh, yang terkenal brutal lagi jago berperang, sedang mereka belum punya pasukan perang apapun. Maka panik luar biasalah bagsa Israel. Di belakang maut semakin dekat. Di depan laut yang luas. Mereka di ujung tanduk! Kematian menunggu detik-detik terakhir. Hitungan mundur telah dimulai menuju pembantaian massal: sepuluh, sembilan, delapan...

Semua heboh. Ibu-ibu dan kaum wanita menjerit-jerit! Anak-anak meraung-raung! Orang-orang berlarian kesana-kemari! Perkemahan Israel panik dan heboh! Kita akan mati! Kita akan mati! Kita pasti mati!

Semua orang dewasa berlari-lari ke rumah Musa. Orang ini harus bertanggungjwab! Dia yang membawa kami kemari!

Pintu kemah musa digedor-gedor, dan ketika Musa muncul di halaman, semua orang menyembur: “Hei Musa! Gara-gara kau, kami semua akan mati disini! Oh, disinilah rupanya kami harus mati! Bangkai kami dicabik-cabik dan diinjak-injak! Padahal kami sudah punya rumah di Mesir! Sudah pula kami beli tanah pemakaman keluarga disana! Gara-gara kau, kami, istri dan anak-anak kami harus mati disini!!”

Tetapi dengan tenang Musa menegur demonstasi itu. “Mengapa kalian semua menjadi takut? Lihat ke langit sana! Bukankah Allah kita yang membawa kita kesini? Apa kalian pikir Dia akan diam membiarkan kita dibantai disini? Lihat! Lihat hai anak-anak Allah! Bapamu memandang setiap langkahmu dari sorga! Dan Ia tidak akan diam! Maka percaya saja kepadaNya!!”

Dan ketenangan serta iman percaya Musa telah menggetar harukan sorga. Malaikat-malaiakat yang menonton siaran langsung itu dari “Chanel TV Sorgawi” berdecak kagum dan berseru-seru. Sorga bergelora oleh sorak-sorai. Yel-yel kemenangan dan terompet vuvuzela dipekikkan di seantero sorga. Dengan cepat Bapa kita memutuskan untuk membelah Laut Teberau, karena iman Musa yang teguh kepadaNya.

Dan hal yang sama hendak saya sampaikan kepadamu saudaraku. Bapamu memandang kepadamu dari sorga. Jadi jangan takut, jangan kawatir sedikitpun!

Immanuel! Sebab Allah ada di pihak kita!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar