Minggu, 26 Agustus 2012

JATUH BANGUN - JATUH BANGUN

oleh Bao Panigoran pada 1 September 2010 pukul 14:27
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/jatuh-bangun-jatuh-bangun/421658283457


Ada begitu banyak di antara kita yang kehidupan rohaninya selalu jatuh bangun. Sebentar menyala-nyala, tak lama lagi terpuruk dalam dosa. Ini persoalan laten, dan sebenarnya sangat berbahaya. Bahayanya adalah, ada kalanya kita jadi melayani sedang dalam keadaan jatuh dalam dosa. Tapi karena kita pelayan gereja, atau kita hamba Tuhan, kita merasa gengsi untuk mengaku. Jadinya, kita tetap memaksakan diri melayani, meskipun hati nurani kita tahu bahwa kita sedang berlaku munafik.

Saudaraku dalam Yesus....

Mengapa kita selalu mengalami kerohanian yang jatuh bangun? Sudah pasti itu yang menjadi pertanyaan besar kita. Dan itu pula yang ingin saya bagikan kali ini.

Roh kitalah yang menjalankan kehidupan kita, roh kita yang mengambil setiap keputusan, roh kita pula yang memerintah jiwa dan tubuh kita. Roh kita adalah bejana (wadah) yang dipenuhi muatan-muatan yang kotor, busuk dan berbau, oleh rupa-rupa kejahatan dan kerasnya dunia ini. Kita menjadi manusia yang berdosa, yang dipenuhi hawa nafsu rendah, niat-niat curang dan licik, dan tabiat-tabiat dosa lainnya, yang dalam artikel-artikel saya terdahulu saya namai mentalitas pinggir rel kereta api yang kumuh.

Tapi oleh pertobatan kita yang sungguh, disertai dengan babtisan tenggelam sebagai tanda pertobatan kita, roh kita telah dicuci oleh darah Yesus, manusia lama kita telah ditenggelamkan di dalam namaNya, kita menjadi manusia baru, yang sudah bersih. Oleh karena kita dicuci di dalam darah Yesus, kita kini telah menyatu dengan Yesus, dan Yesus ada di dalam kita.

Ke dalam kita masuklah Roh Yesus, yaitu Roh Allah, yang dinamakan Roh Kudus. Roh Kudus juga sebagai tanda meterai bahwa kita ini milik Yesus, anak-anak Allah yang maha tinggi. Roh Kudus mengandung seluruh kuasa Allah, juga karakter-karakter Yesus Kristus (yang kita sebut buah-buah Roh). Kuasa dan karakter itu dipancarkan oleh Roh Kudus dan roh kita menyerapnya. Semakin banyak kita menyerap, semakin besar kuasa Allah di dalam kita. Semakin banyak kita menyerap, semakin besar karakter Yesus masuk ke dalam roh kita. Mengenai kuasa, akan kita bicarakan pada artikel selanjutnya. Sekarang kita akan berbicara tentang karakter Yesus.

Selanjutnya, kita akan memancarkan karakter-karakter Yesus tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari, melalui pikiran-pikiran maupun perasaan-perasaan kita. Itulah buah-buah Roh. Ketika kita telah menyerap karakter Yesus, yang dipancarkan Roh Kudus kepada roh manusia kita, maka karakter-karakter manusia lama di dalam roh kita akan semakin terkikis habis. Bagaimana caranya menyerap seluruh karakter Yesus itu? Dengan semakin banyak berdoa dan berdoa dan berdoa dan berdoa!

Seperti apakah karakter-karakter Yesus?

Yesus itu rendah hati. Ia ramah pada semua orang. Ia tidak menyombongkan apapun yang ada padaNya. Ia tidak memuji diriNya. Ia tidak mencari hormat dari orang-orang lain. Ia sabar terhadap kelemahan orang lain. Ia berhati mengampuni. Ia pengertian. Ia tidak menuntut pembalasan Allah atas orang-orang yang berbuat jahat padaNya. Ia mematuhi peraturan-peraturan manusia (mis.: Ia tetap membayar bea masuk Bait Allah, meski Ia berhak masuk dengan gratis). Ia murah hati. Siapapun yang datang minta pertolonganNya, Ia mengerjakanNya. Ia tidak mempermalukan seorang pribadi pun. Ia tidak mengecam nama per nama dari para pemimpin Yahudi, tetapi mengecam tabiat atau sifat-sifat sekalian (jika anda suka mengencam seseorang hamba Tuhan karena kelemahannya dengan menyebut namanya, anda bukan pengikut Yesus).

Ia sopan. Ia tidak marah karena tersinggung secara ego, tapi pernah marah karena orang-orang tidak percaya kepada Allah. Ketika orang meludahiNya, Ia tidak mengejar mereka untuk memukulnya, melainkan Ia terima dengan sabar. Ia tidak gila harta. Ia tidak menuntut apa-apa dari Alah dan manusia. Ia tidak mengejar popularitas manusia. Ia mengasihi setiap orang. Ia tidak menyimpan angan-angan untuk memiliki rumah megah lengkap dengan mobil pribadi. Ia tidak pandang bulu dalam bersahabat, misalnya sangat hormat pada si kaya dan anggap enteng pada si miskin, bahkan Ia malah terkenal banyak bersahabat dengan orang berdosa. Ia tidak sombong rohani dan tidak men-ciih!- orang-orang yang belum kenal Tuhan. Ia tidak mengejek-ejek siapapun. Ia tidak pernah tertawa karena melihat kebodohan atau kekonyolan orang lain. Ia tidak pernah panik. Tidak pernah kawatir. Tidak pernah bimbang saat melayani orang-orang sakit. Ia tidak takut pada setan atau manusia mana pun. Ia mencari kemuliaan bagi BapaNya, bukan bagi diriNya sendiri. Ada begitu banyak karakter mulia Yesus Kristus, dan kita dituntut untuk sama seperti Dia.

Tetapi sekali lagi, otoritas atas jalannya kehidupan kita ada di tangan kita sendiri. Kitalah yang memutuskan akan memancarkan karakter Yesus itu, atau tetap memancarkan manusia lama kita. Ketika orang bersalah pada kita, kitalah yang memutuskan untuk mengampuninya atau tidak.

Mengapa orang suka jatuh?

Mungkin pertanyaannya sudah terjawab. Kita suka jatuh karena kita enggan memakai karakter Yesus. Kita memutuskan memakai karakter lama kita untuk menanggapi suatu masalah.

Orang jatuh bukan karena ia tidak punya kekuatan menghadapi masalah. Tuhan sudah memberikan karakterNya, dan itu sudah lebih dari cukup. Kita jatuh karena kita meminggirkan karakter Yesus yang terkandung dalam kita, dan memilih memakai karakter lama kita.

Dunia ini jahat dan kejam. Setiap hari kita dikelilingi berbagai rupa kekerasan dan pengkhianatan. Istri atau suami kita dapat sewaktu-waktu berkhianat. Anak-anak dapat sewaktu-waktu memberontak dengan kata-kata kasar pada kita. Tetangga-tetangga dapat sewaktu-waktu melemparkan bangkai tikus busuk ke halaman rumah kita. Sahabat-sahabat dapat sewaktu-waktu menipu kita. Orang tua sewaktu-waktu dapat menyumpahi kita. Pembantu kita dapat sewaktu-waktu mengkhianati kepercayaan kita. Pimpinan di kantor dapat sewaktu-waktu menuduh kita suatu kesalahan yang tidak kita buat. Pendeta atau pastor gembala kita dapat sewaktu-waktu menyakiti perasaan kita. Jika kita pastor, jemaat kita dapat sewaktu-waktu menjadi Yudas Iskariot bagi kita. Saudara kita yang kita teladani dapat sewaktu-waktu mengecewakan kita.

Itu baru kalangan orang-orang yang selama ini mengasihi kita. Belum lagi termasuk orang-orang yang sejak dulunya membenci dan hendak menghabisi kita. Belum pula termasuk masalah-masalah yang menyangkut keuangan, hukum, harta benda, dan sebagainya.

Bagaimana kita dapat mengatasi masalah yang datang silih berganti itu? Mungkin kita mampu bertahan terhadap satu masalah. Tapi bagaimana kalau masalah itu misalnya pengkhianatan dari suami atau istri yang sangat kita cintai dan percayai selama ini? Masih kuatkah kita untuk tidak jatuh?

Tetapi Tuhan tidak berdusta ketika ia berkata kekuatan kita lebih besar dari semua masalah itu. Sebab kekuatan kita adalah diriNya sendiri; karakterNya sendiri. Itulah sebabnya saudara harus mengosongkan diri saudara. Sangkallah dirimu. Sangkal seluruh kepentingan pribadimu, seluruh kebahagiaanmu, seluruh harta bendamu, seluruh anggota keluargamu, seluruh cita-citamu, seluruh kemuliaanmu, seluruh hakmu, seluruh egomu. Sangkal lah semua itu, maka anda akan dipenuhi karakter Yesus. Menyangkal mereka bukan berarti membenci atau membuang mereka. Menyangkal mereka artinya menjadikan mereka tidak lebih penting dari Yesus Kristus bagimu. Sama seperti Abraham. Siapakah yang dapat membayangkan seperti apa dalamnya cinta yang ia miliki terhadap Ishak anaknya? Oh, Ishak adalah jawaban doa selama puluhan tahun baginya. Tetapi ketika Tuhan menyuruhnya mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran, Abraham mengambil ketetapan hati bahwa TUHAN LEBIH PENTING BAGIKU DARIPADA ISHAK, BAHKAN DARIPADA DIRIKU SENDIRI.

Biasakanlah hari-hari ini, saat berdoa, saudara menyatakan kepada Yesus: “Tuhan, Engkau lebih penting dari semuanya bagiku. Engkau lebih penting bagiku daripada cita-citaku bahkan daripada diriku sendiri. Aku hidup untuk kepentinganMu, bukan kepentinganku lagi.”

Jika sudah mampu berserah penuh demikian, engkau tidak akan pernah jatuh bangun lagi, apapun masalah yang terjadi. Mungkin masalah itu menyedihkan ketika terjadi. Tapi selamanya engkau akan mampu mengampuni, dan kesabaranmu tidak akan berkesudahan.

Percayalah juga, Tuhan tidak akan tinggal diam atau mengambil semua itu darimu. Engkau tidak akan kehilangan apapun, bahkan engkau akan memperoleh jauh lebih hebat dari apa yang engkau miliki sekarang. Bukankah demikian yang diperoleh Ayub maupun Abraham? Dan kembali, ketika engkau memperoleh yang lebih hebat, engkau harus berkata demikian lagi terus menerus, sampai akhir hayatmu, dan orang akan mengenang engkau sebagai anak yang sangat setia kepada Bapanya.

Haleluyah! Terpujilah Engkau Bapa kami dalam Yesus Kristus.

Biarlah semua anakMu menyadari siapa diri mereka dan siapa Engkau bagai mereka. Biarlah mereka menyadari sejak saat ini bahwa Engkau adalah Ayah mereka. Bahwa antara Engkau dan mereka terikat hubungan Ayah dan anak-anak, kandung. Sebab Engkau telah melahirkan mereka di dalam RohMu sendiri, dari benih surgawi yang tidak akan binasa. Mereka kini berasal dari hadapanMu. Darimana Yesus kami berasal, mereka berasal dari situ, yaitu dari Istana Surgawi Yang Gilang Gemilang. Biarlah anak-anakMu hidup hanya untuk kepentingan-kepentinganMu, ya Ayah. Yaitu untuk menjadi terang bagi dunia, dan untuk mempersaksikan nama Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami di dalam Engkau. Dan ketika mereka hidup untuk kepentinganMu, Engkau tidak akan melupakan mereka, tapi akan memberkati mereka dengan melimpah sama seperti yang Kau lakukan pada Ayub, anakMu yang membuatMu bangga itu.

Dalam nama Yesus, Raja kami. Amen 

2 komentar:

  1. saya sangat diberkati dengan aritkel ini. Ijinkan saya membagikannya ke orang lain supaya yang lain pun bisa mendapatkan berkat dan sukacita...
    Terima Kasih...

    BalasHapus
  2. terimakasih saudara, saya sangat diberkati oleh artikel ini. semoga kami semua bisa belajar untuk setia kepada Bapa kami yang di sorga.

    BalasHapus