Minggu, 26 Agustus 2012

FIRMAN ITU PROTOKOL KITA

oleh Bao Panigoran pada 10 Januari 2011 pukul 11:03
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/firman-itu-protokol-kita/484473663457


Syalom

Saudaraku dalam Yesus Kristus...

Saya bekerja di sekitar lingkungan protololer bagi kepala daerah kami.
Suatu hari saya menggantikan petugas protokoler mendampingi wakil walikota menghadiri suatu perayaan ulang tahun di gereja besar. Sebelum beliau datang, saya tiba lebih dulu, mencek kesiapan panitia. Meski beliau sudah siap-siap untuk berangkat dari kantor, saya telah menghubunginya lewat ajudan supaya jangan berangkat dulu. Ketika panitia menyatakan siap, beliaupun saya hubungi bahwa mereka sudah boleh berangkat. Ketika mobilnya sudah dekat, panitia saya pesan supaya MC dari atas podium nanti menyambut dengan perkataan selamat datang di dengar semua audiens. Begitu beliau sampai, langkahnya ditahan dulu dekat mobil sampai rombongan tuan rumah datang menyongsong. Setelah itu, barulah beliau boleh melangkah.

Pernah pula walikota kami hendak menghadiri suatu acara partai politik tertentu. Kebetulan ia anggota partai tersebut, jadi ia siap-siap dengan memakai jas partai. Tetapi pihak protokoler menegur dan melarangnya memakai pakaian itu dan memintanya memakai pakaian dinas walikota, untuk menghindari penilaian miring masyarakat, sebab ia diundang ke situ dalam kapasitas sebagai kepala daerah, bukans ebagai anggota partai. Dan beliau tunduk.

Demikianlah contoh aturan-aturan protokoler yang harus kami tegakkan, untuk menunjukkan bahwa walikota dan wakil walikota kami adalah dua orang pejabat negara yang terhormat, semacam raja di daerah itu. Mereka bukan orang sembarangan.

Alangkah rendahnya pandangan umum terhadapnya jikalau dia muncul dan masuk begitu saja ke dalam gedung, tanpa aturan-aturan protokoler seperti itu. Tetapi dengan mematuhi aturan protokoler tersebut, beliau telah menunjukkan kedudukannya yang mulia, dan orang-orang menyambutnya dengan rasa penghormatan dan segan.

Memang aturan protokoler tampak seperti mengekang. Ia tidak boleh menerima tamu secara sembarangan, tidak boleh memakai busana sembarangan, tidak boleh berdiri sembarangan, tidak boleh melangkah ke sembarang tempat. Tapi tanpa itu semua, ia tidak akan berbeda dengan orang biasa.


Juga kalau tidak salah, dalam waktu dekat, Kerajaan Inggris akan berpesta besar oleh pernikahan anggota keluarga kerajaan, ahli waris tahta Inggris Raya, Pangeran William. Sudah barang tentu menyambut itu semua, seluruh keluarga kerajaan akan menjalani protokoler-protokoler yang lebih ketat dari biasanya. Tidak boleh sembarang bicara di depan umum, tidak boleh sembarang muncul, tidak boleh sembarang masuk kesana dan kemari, terlebih untuk kedua calon mempelai. Dan tentu saja mereka semua akan mematuhi sistem protokoler itu dengan senang, sebab semuanya itu adalah cerminan dari kehormatan mereka.

Saudaraku dalam Yesus...
Apakah pentingnya semua itu saya utarakan disini?

Mungkin banyak dari antara kita yang sering merasa dibebani oleh aturan-aturan firman Tuhan. Banyak orang mengeluh. Berat. Sangat berat, begitu keluhan kita.

Mengapa anda, atau kita, sering merasa tak kuat berjalan di atas firman?

Itu karena anda salah dalam orientasi diri. Anda sering kali tidak menyadari siapa diri anda sebenarnya dan mengapa anda harus patuh pada firman.

Anda masih memandang firman sebagai "KUHP", suatu perangkat peraturan yang dibelakangnya ada ancaman hukuman. Sama seperti buruh tunduk pada aturan-aturan tuannya, atau masyarakat tunduk pada KUHP, mereka tunduk karena takut pada penghukuman, takut ditindas, takut pada petugas-petugas kepolisian yang akan segera menangkap dan menghadirkan rasa teror di batin mereka. Demikianlah motif ketundukan kebanyakan kita pada firman Tuhan.

Ketundukan pada peraturan karena takut pada hukuman adalah ketundukan yang terpaksa. Ada kesesakan hati dan keinginan-keinginan untuk memberontak. Kita tunduk bukan karena kita mencintai aturan itu, tapi karena gentar. Secara perasaan, kita sebenarnya tidak suka, kita merasa terjajah, terpenjara, terbelenggu. Itulah sebabnya kita sering menjerit: Berat! Berat sekali!

Saudaraku..
Semua itu timbul karena kita salah mengenali siapa diri kita sesungguhnya.

Tapi hari ini, saya akan membantu anda mengenali siapa anda sebenarnya dan ada hubungan apa antara anda dengan firman Tuhan.

Saudaraku dalam Yesus....
Mental dan kesadaran anda harus anda ubah. Anda bukan buruh di mata Tuhan. Anda bukan rakyat jelata. Anda ialah anggota keluarga Allah. Anda anggota dinasti Kerajaan Allah. Sama seperti Pangeran William patuh pada protokol istana neneknya, atau walikota kami tunduk pada aturan-aturan protokoler, maka firman Tuhan adalah protokoler Kerajaan kita. Anda tunduk terhadapnya bukan karena anda diancam. Anda tunduk padanya demi kehormatan anda sendiri. Ketundukan kita pada firman ialah karena kita ini keluarga terhormat, bahkan yang paling terhormat di muka bumi ini.

Anda ini anak Allah. Hei, anda bukan sembarang orang. Anda anak Allah Yang Maha Tinggi. Anda lebih terhormat dari Pangeran William. Jagalah kehormatan anda itu dengan mematuhi aturan-aturan protokoler Kerajaan Bapa kita.

Coba periksa saudaraku...
KUHP berlaku atas semua orang di negeri ini, tapi jika anda periksa, anda akan tahu bahwa Injil dan surat-surat para rasul tidak ditujukan pada semua orang.

Paulus tidak menulis pesan-pesan Roh Kudus yang didapatnya untuk semua orang. Paulus menulisnya hanya untuk anak-anak Allah. Paulus dan rasul yang lain menulisnya hanya untuk kita. Tidak satupun aturan dalam tulisan-tulisan Paulus ditujukan untuk orang-orang yang bukan anak Allah. Rasul-rasul bahkan menulis agar kita tidak serupa dengan dunia ini. Mereka sedang memberitahu bahwa anda dan saya berbeda. Paulus tidak mengatakan: "Hendaklah engkau hai anak-anak kegelapan, untuk hidup saling mengampuni". "Hai orang-orang duniawi, kasihiliah sesamamu manusia." "Hai orang-orang yang menolak Yesus, hiduplah dalam kekudusan."

Tidak, saudaraku. Seluruh tulisan itu hanya ditujukan padamu, padaku, anak-anak Allah.

Dalam Injil, Yesus tidak berkata: Apa yang dipersatukan setan atau allah-allah palsu, atau penghulu di mesjid, tidak dapat diceraikan manusia. Tetapi Ia berkata: apa yang dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan manusia. Artinya, peraturan tidak boleh bercerai itu hanya berlaku bagi kita, anak-anak Allah. Mereka yang dinikahkan di kuil-kuil berhala atau di mesjid-mesjid, tidak pernah dipersatukan Tuhan, jadi Tuhan tidak berbicara terhadap mereka.

Jadi Injil juga ditujukan hanya untuk kita!

Mengapa? Karena Firman Tuhan ialah protokoler, dan protokoler hanya diperuntukkan bagi anggota Kerajaan. Peraturan itu dibuat oleh Bapa kita agar dapat membedakan mana anakNya, ahli waris bumi dan surgaNya, dan mana yang bukan.

Jika anda tunduk pada firman, artinya anda sedang menunjukkan kehormatan dan kemuliaan anda pada dunia, sebagai anak Allah.

Jika anda tidak tunduk pada firman, artinya anda mempermalukan diri anda sendiri, mencampakkan mahkota dan jubah Kerajaan anda, sama seperti seorang anak raja yang membangkang, lari dari istana dan memilih mati sebagai gembel jalanan.

Anda benar-benar berbeda dari orang di samping anda yang pergi ke masjid atau kuil-kuil berhala itu. Anda ini anak Allah!

Jadi berdirilah tegap.
Sebagai seorang tebusan Yesus Kristus, anda tidak lagi sama dengan mereka. Mungkin anda berbuat dosa hari ini atau kemarin. Tapi jangan mau diintimidasi oleh iblis bahwa anda tak lagi diinginkan, tak lagi diterima, dan Yesus telah menyesal mati untukmu. Tidak!

Hari ini dan selamanya anda akan tetap anak Allah. Jika anda berdosa, bangkit dari dosa itu sekarang, selesaikan dengan Tuhan, akui di hadapanNya dengan jujur, dan dengarlah, anda telah diampuni akan semua dosamu bahkan sejak ribuan tahun sebelum engkau lahir. Selanjutnya hiduplah dalam kekudusan kembali, sebagaimana mestinya kita harus hidup sebagai anak-anak Allah, Bapa kita.

Mari katakan pada dirimu: "Hai diriku, kau ini anak Allah! Oleh iman di dalam Yesus Kristus!"

Setelah itu jangan lagi sembarang muncul disana sini, jangan pergi ke tempat-tempat sembarangan, jangan berbusana sembarangan, jangan berbicara sembarang, jangan berpikir dan berkhayal sembarang. Jangan membaca atau menonton sembarang tulisan atau tontonan khususnya yang digerakkan oleh hawa nafsu rendah.

Jadilah kudus, sebab itu aturan protokoler Kerajaan. Jadilah rendah hati. Jadilah lemah lembut, jadilah murah hati, jadilah mengampuni, jadilah mengasihi, jadilah ramah pada semua orang, sebab itu semua untuk menunjukkan bahwa anda benar anak Raja.

Memang sepertinya aturan-aturan protokoler itu mengekang kebebasan daging kita. Tapi pandanglah dari sisi yang berbeda, bahwa anda patuh terhadap firman ialah untuk memperlihatkan bahwa anda berasal dari surga.

Menyadari bahwa anda bukan manusia sembarangan lagi adalah langkah pertama bagi anda dalam menghormati firman Tuhan dan hidup didalamnya.

Selanjutnya bersikaplah berkelas. Bicaralah berkelas. Berkomentarlah berkelas. Berjiwalah berkelas. Kelasnya anggota dinasti Kerajaan Allah, dalam ketundukan terhadap Firman yang menjadi protokol keluarga kita. Kehormatan Kerajaan Allah di mata dunia terletak di atas kepatuhan kita terhadap firman Bapa kita.

Mari menghormati nama besar Bapa kita, satu-satunya Allah yang hidup, dengan hidup di dalam ketaatan akan firman Kristus Yesus, Raja segala bangsa.

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar