Minggu, 26 Agustus 2012

GERSANG ROHANI

oleh Bao Panigoran pada 7 September 2010 pukul 14:11
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/gersang-rohani/423965853457


Lukas 12 : 35
Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala

Hari sabtu lalu (4/9/10), saya dicegat Tuhan di tengah jalan untuk melayani seorang hamba Tuhan, yang sangat rendah hati, yang saya hormati, dan begitu banyak kesaksian mukzizat kesembuhan dalam pelayanannya. Ceritanya, saya sedang di perjalanan hendak pulang ke rumah. Saya telah melewati sebuah simpang. Jika masuk ke simpang itu, nun disana kira-kira 1 km lagi, kita akan bertemu rumah pendeta itu. Jadi waktu saya melewati simpang itu, saya tiba-tiba teringat pada beliau. Tetapi saya terus melaju. Tapi terus menerus pikiran saya diganggu oleh namanya. Saya seperti didorong-dorong oleh Roh Kudus.

Akhirnya, setelah lewat hampir 0,5 km, saya putuskan memutar sepeda motor, kembali ke belakang dan masuk ke simpang itu, menuju rumahnya.

Ternyata beliau sedang mengalami gersang rohani, oleh pergumulan yang saya segan untuk bertanya apa itu. Kami lantas mengobrol-ngobrol tentang Tuhan kita Yesus berjam-jam. Saya merasa terdorong untuk terus mengucapkan kata-kata yang menguatkan, sepertinya Roh yang meletakkan kata-kata itu di lidah saya. Dan kami lantas berdoa bertangis-tangisan. Kami berdua sama-sama di jamah Tuhan. Saya yakin, dia telah dipulihkan. Dan Tuhan menunjukkan bagaimana Ia sangat menganggap berharga anakNya itu sampai Ia mencegat seorang pria biasa dari tengah jalan yang tidak ada apa-apanya untuk kepentingan anakNya itu. Terpujilah Yesus yang mengasihi semua anakNya!

Gersang rohani, atau merasa kering, merupakan persoalan sering dialami anak Tuhan. Kita semua dapat mengalaminya, tak peduli kita hanya jemaat biasa, ataukah kita gembala sidang dari sebuah gereja dengan jemaat belasan ribu jiwa. Raja Daud sendiri sesungguhnya juga sering mengalami hal itu. Ketika dalam Mazmur dia menjerit seolah-olah Tuhan sedang menjauh dari dia, itu ialah suatu pernyataanya secara tidak langsung bahwa dia mengalami gersang rohani. Tetapi Daud melakukan tindakan yang benar, yaitu menangis di kaki TUHAN ketika dia mengalaminya.

Ketika kita gersang rohani, kita merasa sepertinya Tuhan jauh sekali dari kita. Saya berdoa, tapi doa saya rasanya membentur tembok tebal. Hambar. Tidak merasakan hadirat Tuhan.

Tanda-tanda gersang rohani ialah orang itu seperti kehilangan semangat rohani, atau kotbah-kotbahnya serasa tanpa urapan. Mungkin saja ia tetap terlihat bersemangat, mungkin saja kotbahnya tetap kocak dan selera humornya tidak berubah. Tetapi bagi orang yang dekat dengan Roh Kudus, dapat merasakan bahwa kotbah tersebut tanpa urapan atau terlalu sedikit urapan. Jadi ketika kita mengalami gersang rohani, tidak lantas kita kehilangan kepribadian. Yang hilang dari kita ialah api Roh Kudus.

Secara analogis, gersang rohani dapat kita umpamakan ibarat baterai handphone (hp) yang melemah atau biasa kita sebut low bat. Dalam artikel-artikel terdahulu, saya pernah mengatakan bahwa Roh Kudus yang tinggal dalam kita memancarkan api kuasa dan segala karakter Yesus (buah-buah Roh). Kuasa dan kekuatan Roh Kudus itu tidak terbatas, sebab Ia adalah Roh Allah Yang Maha Kuasa. Tetapi jumlah pancaran yang dapat kita serap adalah terbatas, sesuai intensitas persekutuan kita dengan-Nya. Pancaran Roh yang terserap itu, dapat kita namai minyak urapan rohani, atau disini kita sebut saja energi rohani. Ketika kita mengalami gersang rohani, maka hal itu berarti kita kehabisan energi rohani alias low bat.

Apa yang membuat kita bisa mengalami gersang rohani? Tentu saja peristiwa, atau akumulasi peristiwa-peristiwa, yang membuat kita kehabisan energi.

Misalnya, percekcokan atau perdebatan dari dua saudara seiman. Ketika saya, misalnya terlibat debat dengan istri saya, saya bagaimanapun akan merasakan keletihan roh. Misalnya, suatu hari libur, saya ingin sekali mengajak istri saya ke suatu tempat, tetapi istri saya bersikeras mengajak saya tinggal di rumah seharian karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya dan ia membutuhkan bantuan saya. Kami mulai berdebat, saling mengutarakan dalih masing-masing. Meskipun salah satu akhirnya mengalah, tetap saja masing-masing kami akan kehilangan sebagian kesegaran rohani kami, dan jumlahnya mungkin saja tidak sama. Maksudnya, saya bisa saja kehilangan kesegaran atau energi rohani hanya sebesar 20%, sedangkan istri kehilangan 70%, dari peristiwa yang sama.

Ketika dua orang hamba Tuhan dari gereja yang sama terlibat debat pendapat, sudah pasti mereka juga berpotensi mengalami kegersangan rohani.

Jika saudara dikhianati, dikecewakan, oleh seseorang yang sangat anda kasihi, sudah pasti anda akan mengalami kehilangan energi rohani dalam jumlah besar.

Jadi anda lihat, gersang rohani tidak harus berarti bahwa kita telah jatuh dalam dosa. Tapi jelas ada sesuatu yang harus dibereskan.

Gersang rohani juga sering terjadi bukan karena kita mengalami peristiwa-peristiwa memukul yang besar. Seseorang yang biasanya berdoa pagi dengan rutin, lalu suatu waktu ia sedikit malas dan hanya berdoa ala kadarnya saja selama berhari-hari, pada akhirnya akan mengalami gersang rohani juga. Jadi gersang rohani juga dapat terjadi karena kita malas.

Ketiadaan pergumulan, hidup yang tenang-tenang saja, senang-senang saja, pelayanan yang nyaman-nyaman saja, jalan hidup yang biasa-biasa saja, pada akahirnya pun akan menimbulkan gersang rohani. Mula-mula ia menjadi agak malas berdoa. Berdoa tapi karena tidak ada pergumulan, ia berdoanya setengah hati saja. Lama kelamaan, ia akan menemukan dirinya seperti kering, doanya seperti membentur tembok tebal, tidak ada hadirat Tuhan. Ia telah mengami gersang rohani.

Dan orang yang sedang gersang rohani, sangat dekat kepada kejatuhan dalam dosa. Ia akan memperlihatkan gejala-gejala tengah berdiri di atas ego manusianya. Nampaknya ia mulai tidak terlalu bergairah terhadap visi rohaninya selama ini.

Panggilan terhadap tabiat dan kebiasan manusia lama akan mulai terasa kuat. Kita mulai menikmati kenangan-kenangan masa kecil/masa remaja yang seru dan ugal-ugalan, mulai bergairah kembali dengan hobby-hobby kedagingan yang dulu telah kita tinggalkan, misalnya mendengar musik kesukaan di masa silam, dan lain-lain. Daud mungkin saja seorang yang romantis, tetapi saat ia kuat, ia mampu meredamnya. Tapi ketika ia gersang rohani, kita lihat dia bahkan sampai jatuh dalam dosa dengan merebut istri orang.

Kita semua berpotensi menghadapi ancaman gersang rohani, tanpa pandang bulu. Jika Daud yang begitu dipermuliakan sorga, sampai-sampai Kerajaan Tuhan dinamai dengan namanya (Tahta Daud), masih dapat mengalami gersang rohani, masakan kita atau pendeta kita tidak? Kepada anda yang suka mengagung-agungkan dan memuji-muji gembala sidang seolah-olah dia orang yang kebal terhadap dosa dan kesalahan, saya mengingatkan anda berada dalam bahaya. Jauhlah tindakan pengultusan manusia kiranya dari kita semua.

Satu hal harus kita sadari, bahwa Allah tidak menyukai jika kita gersang rohani. Kondisi gersang rohani berbahaya bagi kita, karena jika berlangsung lama, kita dapat tercebur dalam dosa. Maka kita harus segera membereskannya.

Apa yang harus kita lakukan ketika kita merasakan gersang rohani? Jawababnya, lakukanlah seperti yang dilakukan Daud, yaitu bertobat dan menangis di kaki Yesus, mengakui segala kelemahan dan kesombongan rohani kita, dan menyembahlah, terus menyembah Bapa dengan hati yang tulus, sampai engkau merasakan kembali hadirat Allah yang begitu damai, serta sukacita surgawi yang menyejukkan relung-relung hatimu. Hatimu akan kembali diminyaki, diberi pelumas rohani, sehingga tidak terasa gersang lagi.

Jika hp kita sedang low bat, kita harus men-chargenya dengan menghubungkannya kepada listrik. Demikianlah roh kita juga. Kita harus segera men-chargenya kepada sumber energi rohani kita, yaitu Roh Kudus. Ibadah, merenungkan firman, tetapi terlebih lagi berdoa dan menyembah Bapa secara pribadi, itulah kegiatan men-charge baterai roh kita.

Ketika anda mengalami kehilangan energi rohani secara drastis, misalnya karena terlibat cekcok, atau menjadi jengkel karena seseorang, jangan diamkan dirimu tetapi segeralah berdoa dan bertobat, lepaskan pengampunan dan minta ampunlah. Maka anda akan terhindar dari gersang rohani.

Pinggang tetap berikat berbicara tentang ketekunan di dalam Tuhan. Dan ketekunan kita dalam menyembah, memuji dan berdoa pada Tuhan setiap saat, dengan menyalibkan segala kemalasan daging, akan membuat pelita roh kita tetap menyala sepanjang hari. Kita akan siap melayani kapan saja. Tidak lagi pasang surut. Tidak lagi harus menghindar-hindar karena sadar sedang merasa kering.

Banyaklah berpuasa. Upayakanlah juga dirimu bertobat setiap saat ketika engkau merasa telah melakukan sesuatu hal yang tidak berkenan di hadapan Bapa. Pekalah terhadap kehendak Tuhan, yang menghendaki kita belajar menjadi sempurna. Ketika di luar sana barusan tadi engkau terlibat ngobrol yang seru-seru, disini engkau harus introspeksi ulang apakah tadi ada kata-katamu, atau tindakanmu, yang tidak berkenan kepada Bapa. Jika engkau temukan, berdoalah sekarang dan minta ampunlah akan kata-kata atau tindakanmu itu.

Jikalau engkau mau menerapkan semua itu, pada akhirnya engkau akan lebih sulit mengalami gersang rohani, dan kelak akan menyadari bahwa engkau telah mulai mengalami penyerahan total kepada Bapa, sesuai dengan ajaran Tuhan kita Yesus. Suatu saat engkau akan merasakan panggilan yang kuat untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, dan ketertarikanmu terhadap dunia ini semakin menghilang. Engkau akan lebih mudah menaklukkan ego manusiamu, imanmu akan semakin besar, dan kesadaranmu sebagai anak Kerajaan Sorga akan semakin tinggi. Sampai suatu saat kepada dirimu sendiri engkau akan dapat berkata: “Aku hidup untuk kepentingan Bapaku saja, bukan untuk kepentinganku lagi.”

Tuhan Yesus menyertai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar