Minggu, 26 Agustus 2012

"IKUTLAH AKU!"

oleh Bao Panigoran pada 24 November 2010 pukul 13:21
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/ikutlah-aku/459137973457


Matius 16 : 24
Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

Syalom saudaraku dalam Yesus...
Lama saya tidak mengirim surat kepada saudara, sampai-sampai salah seorang sahabat kita mengira saya sedang sakit dan berdoa agar saya cepat sembuh. Terimakasih atas kasihnya, kawanku.

Saya tidak sakit. Apa yang membuat saya tidak dapat menulis beberapa hari ini ialah karena saya nyaris tidak memiliki kesempatan yang baik, serta hal-hal lain yang menyita waktu dan pikiran yang membuat saya tidak dapat fokus untuk menulis renungan. Sehingga kalaupun saya sempat online di facebook beberapa hari ini, saya hanya sekedar membaca status kawan-kawan, mengobrol ringan dengan beberapa teman dan sesekali membaca renungan yang dikirimkan saudara-saudara pengasuh grup lain. Saya mohon maaf.

Besar harapan saya agar para pengurus grup "Kesaksian Kristus" kita ini juga dapat kembali menulis. Menurut saya, tidak harus artikel, tetapi semua tulisan yang dapat memberkati kita semua, termasuk berita esai, kesaksian hidup diri sendiri maupun orang-orang lain, renungan tentang kehidupan tokoh-tokoh dari masa lalu, bahkan pula puisi, yang bermanfaat menggugah dan mendorong kita untuk semakin setia kepada Kristus. Saya juga sangat berharap memiliki rekan pengerja yang baru, yang memiliki urapan Allah kita, dan memiliki waktu banyak untuk menulis renungan. Jika ada, saya bersedia untuk menjadikannya juga sebagai pengurus grup.

Saudara...Kali ini saya hendak berbagi tentang bagaimana mengikut Yesus. Beberapa kali saya telah berbicara mengenai menyangkal diri (ego). Ini syarat pertama, dan amat penting. Saudara tidak akan dapat menjadi seorang kristen yang senantiasa berkemenangan, selalu gembira dan bersukacita, penuh damai sejahtera, jika saudara tidak berhasil menyangkal egomu.

Dunia ini dipenuhi orang-orang jahat, orang-orang licik, orang-orang curang, penipu-penipu, orang-orang berlidah tajam, orang-orang yang "talenta"nya adalah menyakiti perasaan orang lain, dan yang senantiasa memikirkan dirinya sendiri. Anda tinggal di tengah-tengah mereka, dan tidak dapat menghindar dari mereka. Beberapa orang telah gagal bertahan hidup, dan memilih mati bunuh diri karena stres oleh kerasnya tekanan dunia. Banyak orang yakin, bahwa hidup di desa terpencil, di kaki bukit hijau dan jauh dari keramaian, tentu akan membuatnya lebih bahagia dan damai.

Tapi bagaimana, apakah kita semua, orang-orang kristen, akan pindah ke kaki bukit menjauhi dunia yang jahat ini? Itu sia-sia saudaraku. Seorang paman saya telah pindah dari Jakarta yang keras untuk menikmati masa pensiunnya dalam damai di kampung kami yang kecil dan menghijau. Minggu-minggu pertama ia bahagia. Tapi hari-hari berikutnya adalah kebosanan, ketidak-nyambungan komunikasi dan perbedaan budaya sehari-hari, keterasingan dan kesendirian, serta bentrok disana-sini yang mulai terjadi dengan famili yang ada di situ. Saya telah memberitahu beliau bahwa tak satupun belahan dunia ini yang dapat memberikan damai sejahtera sejati. Hanya hidup di dalam Kristus, itulah solusinya!

Tetapi saudaraku, rahasia hidup di dalam Kristus ialah penyangkalan ego!

Selanjutnya Tuhan berkata bahwa kita juga harus memikul salib kita. Tapi sekarang saya akan berbicara tentang kunci rahasia yang terakhir: mengikut Yesus.

Mungkin ada yang bingung, apa maksudnya mengikut Yesus. Kemanakah Yesus pergi sehingga kita harus mengikutiNya dari belakang?

Saudara...Perkataan "...dan mengikut Aku” dalam ayat di atas maksudnya ialah meneladani Yesus, mencontoh Dia, meniru cara-cara yang Dia pakai. Jika boleh diterjemahkan secara bebas, Matius 16 : 24 di atas, kurang lebih Tuhan Yesus sedang berkata:"Setiap orang yang ingin disebut pengikut-Ku, ia harus menyangkal egonya, memikul salibnya dan mencontoh cara-caraKu (dalam menjalani kehidupannya)."

Jadi Yesus sedang berbicara tentang hidup yang penuh dengan buah Roh. Berbicara tentang “hidup sebagaimana Yesus telah hidup”. Berbicara tentang “bukan aku lagi yang hidup, melainkan Yesus yang hidup di dalam aku”. Inilah yang Roh Kudus singkapkan kepada saya.

Anda harus hidup sebagaimana Yesus telah hidup, maka diri anda akan lenyap, dan orang akan melihat Yesus di dalam hidup anda. Apa maksudnya?

Kita harus menyesuaikan seluruh sisi hidup kita dengan cara hidup Yesus. Perlu saudara tahu, salah satu misi Yesus datang sebagai manusia ke dalam dunia ialah memberikan contah bagaimana anak-anak Allah harus hidup.

Ujilah setiap tindakanmu, perkataanmu dan reaksi-reaksimu menanggapi segala sesuatu, apakah sesuai dengan cara-cara Yesus. Ujilah setiap saat dengan pertanyaan ini: “Jika Yesus di posisiku, apakah Dia akan melakukan hal yang sama?”

Catatlah pertanyaan itu sekarang, dan mulai cek satu persatu apa-apa saja yang telah anda katakan maupun lakukan hari ini dan hari-hari yang lalu.

Suatu pagi sewaktu berangkat kerja, ada sebuah hal kecil, tapi saya mendengar suara Tuhan dari peristiwa kecil itu. Jalan di kota kami ini dua arah dan tanpa pembatas, lagipula sempit, hanya selebar kira-kira dua belas meter. Pagi hari adalah jam-jam yang paling padat di jalanan, dan semua orang beradu cepat, tak ingin terlambat sampai ke sekolah atau kantor. Sewaktu sedang melaju kencang dengan sepeda motor saya, di depan, saya lihat ada manuver sebuah mobil Avanza yang hendak mendahului tiga mobil yang sama-sama melaju kencang. Avanza itu telah mencuri jalur saya sehingga tersisa hanya satu meter bagi saya, sementara kami semua sama-sama dalam kecepatan tinggi. Tentu saja itu membahayakan nyawa saya, dan saya menjadi cukup marah. Maka sebelum ia lebih liar dengan aksinya, saya sengaja bermanuver dengan masuk ke tengah seolah menantang tubrukan. Dia menyadari reaksi kemarahan saya dan akhirnya mengalah dengan masuk kembali ke jalurnya.

Selepas itu, sekonyong-konyong saya diingatkan di hati: “Jika Yesus berada dalam posisimu, apakah Dia juga akan bermanuver dengan marah seperti yang kau lakukan?” Segera jawabannya muncul: Tidak. Yesus tidak akan memakai cara seperti itu. Dia akan mengerem motorNya dan menepi, membiarkan orang itu lewat menurut kehendaknya sendiri tanpa meneriaki atau memakinya.

Ketika saya melihat kawan saya memperoleh rejeki yang baik dan saya tidak, sementara kami sama-sama berjualan kain, misalnya, saya lantas cemburu dan seharian itu terus menerus menggerutu tak jelas juntrungannya. Apakah Yesus akan melakukan hal yang sama ketika Dia di posisi saya?

Ketika bos marah-marah dan bersikap tidak adil pada saya dan saya merasa sakit hati, apakah Yesus akan bereaksi sama jika Dia dalam posisi saya?

Ketika saya bercanda gurau dengan teman, dan untuk memancing tawa mereka, saya menepuk-nepuk dada dan berkata: “Siapa dulu dong, gue gitu loh!” Apakah Yesus akan melakukan hal yang sama saat Ia dalam posisi saya?

Ketika saya yang sudah beristri ini bertemu dengan seorang perempuan yang dahulu mantan pacar saya, dan saya menjadi salah tingkah dan tersedot oleh pesona romantisme masa lalu bersamanya dan mengajaknya mengobrol dengan sorot mata seperti di mabuk asmara kembali, apakah Yesus akan melakukan hal serupa saat Ia ada dalam posisi saya?

Ketika pelayan restoran membawakan menu pesanan saya, tapi di dalam makanan itu saya menemukan sehelai rambut, lalu saya menjadi marah-marah dan mengatai mereka semua tidak profesional, apakah Yesus akan melakukan hal yang sama saat Ia ada dalam posisi saya?

Ketika engkau ditipu, uangmu dilarikan orang, harga dirimu direndahkan, sahabat-sahabatmu mengkhianatimu, perasaanmu dilukai, hatimu disakiti, pikirkanlah, apakah reaksi Yesus akan sama dengan reaksimu atas hal itu semua jika Dia adal dalam posisimu?

Saudaraku dalam Yesus Kristus...Sungguh engkau harus tahu betapa tegasnya perintah kepadamu untuk mengikuti cara-cara Yesus, jikalau engkau ingin disebut oleh surga sebagai seorang kristen (pengikut Kristus). Seluruh manusia boleh mengenal kita sebagai penganut agama kristen, tapi jika di surga kita tidak dihitung sebagai seorang kristen, apa gunanya?

Pikirkanlah kepribadian Yesus. Renung-renungkanlah cara-caraNya menghadapi setiap masalah. Dan ikutilah Dia, tirulah Dia.

Pikirkan kerendahan hatiNya. Pikirkanlah belas kasihanNya. Pikirkan kesetiaanNya. Pikirkan jugalah kelemah-lembutanNya, kesopan-santunanNya, kesabaranNya, pengampunanNya, ketaatanNya, imanNya, dan segala sesuatu mengenai kehidupanNya.

Bacalah Injil terus menerus, dan selidikilah bagaimana caraNya menjawab pertanyaan, bagaimana caraNya menanggapi permintaan, bagaimana caraNya bereaksi saat orang menjahatiNya, bagaimana caraNya menegur, bagaimana caraNya berbicara. Dan tirulah semua itu.

Selamilah cara berpikirNya, dan upayakanlah memiliki cara berpikir sedemikian.

Sebagaimana Yesus sebagai Anak Manusia menjadi contah bagi kita, maka kita pun semestinya harus menjadi contoh bagi orang lain. Kita harus sampai pada suatu lapisan kesadaran dimana kita yakin bahwa kita hidup untuk dicontoh orang-orang lain dalam segala hal yang baik. Sebagai terang dunia.

Semakin saudara berhasil meniru cara hidup Yesus, semakin orang akan melihat kepribadianmu mirip dengan Yesus. Dan semakin kepribadianmu mirip Yesus, semakin pula nyata bahwa Yesus telah hidup di dalam engkau. Maka meskipun engkau yang menjalani kehidupan ini, tapi bukan engkau lagi yang hidup, melainkan Yesus yang hidup di dalam engkau.

Sangkallah egomu, pikul salibmu, dan kemudian, tirulah cara-caraNya, maka engkau telah menjadi seorang pengikut sejati Yesus Kristus.

Haleluyah! Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar