Minggu, 26 Agustus 2012

BAGAIMANA MENGAMPUNI

oleh Bao Panigoran pada 13 November 2010 pukul 14:38
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/bagaimana-mengampuni/452678248457


Matius 18 : 21-22
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."

Syalom saudaraku dalam Kristus..Lama saya tidak menulis kepada saudara, bukan karena apa-apa. Sejujurnya, saya setiap hari rindu untuk menulis kepada anda, sebab ada begitu banyak hal yang harus dibagikan. Tetapi memang, online di internet bukanlah kegiatan yang dapat saya lakukan setiap hari. Saya menulis dari kantor, dari atas meja kerja, pada jam istirahat. Tetapi itupun tak dapat saya lakukan terus. Ada kalanya pada jam istirahat, saya tidak di depan komputer. Kalau pun saya di depan komputer, kantor kadangkala terlalu berisik oleh canda tawa kawan-kawan sekantor yang juga sedang istirahat, sehingga tidak ada suasana teduh. Jadi saya mohon maaf karena belum memiliki fasilitas sendiri untuk dapat menulis setiap saat kepada saudara.

Saudaraku...Satu hal yang harus selalu anda sadari ialah, Tuhan Yesus benar-benar sudah siap untuk menjemput gerejaNya. Tetapi Tuhan sampai saat ini masih belum lega dengan kita, gerejaNya. Kebanyakan kita belum siap. Kebanyakan kita masih asik larut dengan dunia ini. Kita sibuk mengejar dunia. Waktu, tenaga dan pikiran kita masih tersita habis untuk target-target keberhasilan. Kita terlalu sibuk dengan berbagai hal yang berbau ambisi.

Kita belum mulai berkata: "Yesus, aku sudah siap bertemu denganMu kapanpun itu." Tetapi berkata: "Tunda dulu Tuhan, masih ada beberapa proyek yang harus kami kejar." Itulah yang terlihat oleh Tuhan.

Tetapi sebagai orang yang berhamba kepada Yesus, saya mau beritahu kepada saudara: "Engkau siap tidak siap, Dia akan segera menjemput mempelaiNya. Jika engkau siap, engkau akan turut. Jika tidak siap, engkau akan tinggal."

Jika engkau masih hidup dalam dosa dan kedagingan, bertobatlah segera. Jika engkau masih ada hutang-hutang, bayarlah segera. Hutang apa? Hutang pengampunan. Mungkin engkau pernah berbuat jahat pada orang lain, Tuhan sudah berkali-kali mengingatkanmu lewat nuranimu untuk segera minta maaf, tapi engkau masih menunda-nundanya. Atau mungkin engkau belum juga mengampuni orang yang pernah berbuat jahat padamu, padahal Tuhan telah berkali-kali mengingatkanmu lewat nuranimu maupun lewat hamba-hambaNya untuk segera melepaskan pengampunan.

Saudaraku...Kali ini saya mau berbicara tentang mengampuni. Beberapa kali saya telah berbicara tentang minta ampun pada Tuhan, tapi kali ini saya akan berbicara tentang mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Banyak orang berkata kepada saya bahwa rasanya berat sekali mengampuni. Tentu saja, meminta lebih enak daripada memberi. Saat kita meminta berkat dari Tuhan, kita punya seribu satu cara dan bahasa untuk merayu-rayu Tuhan, meyakinkanNya bahwa itu memang janjiNya. Tapi saat kita akan membayar perpuluhan, atau memberi sumbangan, atau memberi persembahan, atau bantuan kepada orang susah, kita punya seribu satu alasan untuk meyakinkan semua orang bahwa kita pun masih berkekurangan.

Saudaraku, ada apa denganmu? Mengapa susah memberi? Mengapa susah mengampuni?

Dengarlah. Kerajaan Allah kita ialah kerajaan pengampunan. Seluruh doktrin Kristus berdiri di atas hukum kasih dan pengampunan.

Sebagaimana Yesus mengajarkan "Doa Bapa Kami", diampuni dan memberi ampun adalah satu paket. Bapa telah memberi ampun pada kita, dan Ia juga meminta kita memberi ampun pada orang lain.

Seberapa besarpun jasa saya bagi sorga. Seberapa ribupun jumlah saudara yang membaca renungan yang saya tulis, seberapa banyakpun orang sembuh dalam pelayanan saya, dan seberapa besar iman yang memindahkan gunung yang saya miliki, tapi jika masih ada satu orang saja yang tidak saya ampuni, kalau saya mati, saya pasti ada di neraka!

Hal yang sama berlaku juga bagi saudara. Tidak peduli berapa ratus orang yang telah masuk surga oleh pelayanan anda, atau berapa ribu kali pun anda setiap hari berkata: "Aku mengasihiMu Yesus!", tapi jika masih ada yang tidak engkau ampuni, engkau akan dicampakkan juga oleh algojo-algojo Kerajaan ke dalam neraka!

Allah kita konsisten dengan perkataanNya. Sekali Ia memutuskan sesuatu, maka Ia menjamin hukumNya itu dengan diriNya sendiri. Tidak ada tawar menawar. Tidak ada negosiasi. Ia akan tetap berkata: "Lemparkan dia!"

Maaf, saudaraku. Itu untuk masa penghakiman, masa pertanggungjawaban, masa dimana kita telah menutup mata. Untuk masa sekarang, masa hidup di bumi, adalah masa menikmati penyertaan, masa pemberian kesempatan, masa penawaran grasi, yaitu darah Yesus.

Ah, saudaraku...Saudara semua juga telah tahu akan hal yang saya sebutkan di atas. Itu adalah untuk pertanyaan, MENGAPA HARUS MENGAMPUNI.

Tetapi bagaimana kita dapat mengampuni dengan mudah? Sebenarnya semua itu telah saya sampaikan di tulisan-tulisan sebelumnya.

Kunci rahasianya ialah anda harus menyangkal ego. Saya mohon anda membacanya lagi dan menjabarkannya lebih panjang. Tanpa saudara menyangkal ego, anda akan terus menerus jatuh bangun dan mengalami kesulitan untuk ikut Tuhan.

Ego itulah yang merungut-rungut di dalam pikiran kita ketika kita menerima suatu perlakuan yang tidak baik, tidak adil, atau jahat. Ego itu akan mengomel-ngomel di hati kita kira-kira begini: "Kau kan sudah berbuat baik sama dia! Kau kan sudah terus berusaha memaklumi dia! Kau kan sudah berkorban banyak sama dia! Tapi masak dia masih saja berbuat begini sama kamu? Ini tidak adil! Seribu kali pun anak Tuhan, kau itu masih manusia! Kau berhak menerima perlakuan yang lebih baik! Jangan tolol! Dia itu namanya dikasih hati minta jantung! Kau berhak membalasnya! Kau terlalu bodoh bersabar terus! Dia akan terus menginjak-injak kamu! Kau harus kasih pelajaran! Dia belum tahu siapa kau ini!"

Rungut-rungut ego ini dengan cepat akan menghabisi kekuatan kita. Kita menjadi sangat lemah dan terluka. Dada kita akan sesak. Dan jika anda perempuan, anda akan mulai menangis.

Disuatu waktu, anda akan berdoa: "Tuhan, berilah aku kekuatan untuk mengampuni..."

Saudaraku, dengarkan lah saya, doa seperti itu tidak perlu anda panjatkan lagi. Tuhan sesungguhnya sudah memberikan seluruh kekuatanNya kepadamu. Seluruh kekuatan Allah itu terkandung dalam Roh Kudus, dan Roh Kudus itu sudah diberikan kepada anda. Kekuatan mana lagi yang harus Tuhan berikan kepadamu..?

Mengampuni itu kehendak bebas kita. Sama seperti mau keluar rumah, mau pakai sendal atau pakai sepatu, sepenuhnya tergantung pada dirimu. Jika kita tanya Yesus, barangkali Dia akan berkata: Nak, pakailah sepatu. Jadi engkau tidak dapat berdoa lagi: "Tuhan, berilah aku kekuatan untuk memilih sepatu..." Jika engkau berdoa seperti itu, nampak jelas di hadapanNya, bahwa engkau sebenarnya lebih suka memakai sendal.

Saudaraku yang kekasih...Yang harus engkau lakukan saat engkau mengalami sebuah peristiwa yang tidak adil dan menyakiti ialah engkau harus menyuruh egomu yang merungut-rungut itu UNTUK DIAM!

Ego kita itulah yang menahan-nahan diri kita untuk mengampuni. Ketika kita berniat mengampuni, dengan cepat ego kita itu akan mengingatkan kita pada semua kekejaman-kekejaman orang itu. Tetapi engkau tidak boleh kalah oleh cerewetnya egomu itu. Engkau harus menghardiknya DIAM!

Ingatlah selalu bahwa engkau ini anak Allah, saudaraku. Engkau berasal dari surga. Padamu ada sekoper besar uang dan berlian emas, sedangkan dunia dan seisinya hanyalah sebiji recehan di bandingkan surga. Jangan-jangan dunia ini hanya sebesar telur cicak dibandingkan surga, dan hei, engkau berasal dari surga!

Saya sendiri terus mengingatkan diri saya akan hal itu. Ketika saya mengalami ketidakadilan, dengan cepat saya akan mengibaskan tangan, ah sudahlah... saya tidak berasal dari dunia ini kok. Saya ini berharga di surga, saya berharga di mata Allah Semesta Alam, saya ini anakNya, jadi penghargaan bangsa manusia seplanet Jupiter pun nggak saya perlukan lagi. Penghargaan dunia ini cuman recehan, saya sudah memiliki harta melimpah!

Hasilnya, saya tidak pernah lagi kehilangan sukacita. Tidak ada alasan saya lagi untuk menangisi nasib. Saya tetap enjoy, meski dalam badai. Saya tetap bisa bersiul-siul saat badai mengancam di jalan (oya, sekarang musim badai, karena banyak hujan). Saudaraku, mungkin saya tidak pandai melucu, tapi saya mau beritahu satu hal, saya punya selera tertawa yang besar. Saya mudah tertawa dan terpingkal-pingkal. Saya pernah ditabrak orang di jalan, tapi yang saya lakukan pertama kali ialah tertawa, lalu menyalami penabrak saya dan bersyukur bahwa dia tidak kenapa-napa. Tuhan membuat kegembiraan saya tidak pernah habis, meskipun saat saya lelah.

Bukan berarti dunia ini tidak jahat sama saya. Tapi saya tidak peduli pada semua itu. Sudah sejak lama saya tahu bahwa dunia ini jahat. Mau apa lagi? Yang saya lakukan hanyalah, saya bolak balik mengingatkan diri saya: "Ep! Ingat, kau berasal dari surga, kau itu anak Allah..!" Lalu saya pun bisa tetap mempunyai selera tertawa.

Saudaraku, kibaskan tanganmu pada ocehan egomu. Suruh dia diam. Ingatkan dirimu bahwa kau berasal dari surga mulia, dan dunia ini beserta seluruh penghargaannya hanyalah recehan murahan.

Maka engkau akan dengan begitu mudah bisa mengampuni siapapun. Bahkan ketika engkau membaca firman: "Aku akan mengutuk setiap orang yang mengutukmu," jangan-jangan engkau akan membujuk-bujuk Tuhan Yesus "Ah sudahlah Tuhan, berkati sajalah dia, karena aku mengampuni dia kok..." Dan engkau akan membuat Bapa begitu bangga padamu. Engkaulah anak emasNya!

Yesus Tuhan kita menyertai saudara! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar