Minggu, 26 Agustus 2012

BAGAIMANA MELAYANI ORANG SAKIT

oleh Bao Panigoran pada 21 Juni 2011 pukul 11:29
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/bagaimana-melayani-orang-sakit/10150209892133458


Di facebook ini banyak sekali anak Tuhan menulis renungan-renungan penghiburan, tentang kebaikan Tuhan. Itu baik, itu benar. Saya sendiripun berkali-kali melakukannya. Tapi sampai kapan anda membutuhkan penghiburan? Beberapa hari lalu, di final Liga Champions, Barcelona berhasil melibas Manchester United 3 : 1. Siapakah yang kembali dengan sorak sorai? Siapa yang butuh penghiburan?

Penghiburan hanya dibutuhkan orang-orang yang kalah, yang babak belur, yang terlibas, yang terbanting. Baiklah, sesekali kita mungkin terbanting kalah. Tapi haruskah kita kalah setiap hari?

Mengapa hari demi hari kita selalu kembali pada Yesus dengan air mata luka, sakit hati, kekalahan, rasa frustrasi? Mengapa kita setiap hari hanya menangis di depan kaki Tuhan dan berkata: Yesus, tolonglah aku... kasihanilah aku... huuuu..uuu.."?? 

Itukah yang Tuhan harapkan dari kita? Apakah Yesus merancang kita menjadi pecundang agar dapat merengek senantiasa di hadapanNya sehingga Ia bisa menghibur kita? Kapan lagi kita datang pada Tuhan dengan sorak sorai kemenangan? Dengan rasa bangga akan namaNya yang dasyat? 

Saudaraku...
Yesus merancang anda dan saya sebagai pemenang. Lihat, yang namanya pemenang, tidak datang menjumpai Bapanya dengan babak belur dan letih lesu. Seorang pemenang datang pada Bapanya dengan rasa girang. Sukacita. Sorak sorai. Bapa, aku menang! Bapa, aku naik kelas! Aku berhasil! Terimakasih, Bapa! Itu berkat Engkau!

Jadi marilah kita berhenti menjadi cengeng tersedu sedan. Berhentilah menghiba-hiba di kaki Yesus. Ada orang yang sampai berpuasa berminggu-minggu hanya karena mengharapkan, menghiba-hibakan, pertolongan Tuhan atas gunung persoalannya. Sejak pagi hingga petang hari meraung dan mengadukan segala keluhan-keluhannya. Untuk apa? Janganlah berpuasa untuk menghiba-hiba pertolongan Allah. Kalau kita berpuasa, berpuasalah untuk mematikan kehendak daging kita, untuk menaklukan pikiran dan hati anda ke dalam kebenaran, untuk mempermudah anda menjadi manusia roh, untuk meningkatkan kepekaan jiwa anda akan suara Roh Kudus.

Bukannya tidak boleh menangis karena hati yang babak belur di hadapan Tuhan, tapi karena itu berbeda dari konsep rencana Allah akan diri kita sebagai seorang pemenang, maka sudah pasti hal itu cukup merisaukan hati Bapa kita. Seorang berjiwa pemenang yang kebetulan kalah, akan dapat dengan sendirinya menenteramkan hatinya, dan tidak kehilangan kepercayaan diri atau mengalami guncangan mental. Bagi seorang berhati pemenang, menangis menghiba-hiba ketika kalah, itu biasanya memalukan!

Menangislah karena bahagia atas segala kebaikan Allah! Menangis karena sukacita, itu airmatanya para pemenang!

Saudaraku...
Yesus memiliki  visi yang luar biasa atas kita.

Apakah anda memiliki visi tentang anak cucu anda? Mungkin visi anda seperti ini: anak-anakku kelak akan menjadi orang-orang hebat. Mereka akan kompak, seia sekata, orang-orang yang terpandang dan terhormat di tengah-tengah masyarakat.

Jika anda diijinkan hidup lagi dua ratus tahun setelah anda mati, dan melihat anak cucu anda yang banyak itu ternyata benar-benar hidup seperti visi anda, apa yang anda rasakan? Tentu saja anda akan sangat puas dan bangga. Sebaliknya, apa yang anda rasakan ketika hal sebaliknya yang terjadi? Anda menemukan keturunan anda dimana-mana hidup sebagai maling-maling jalanan, pecandu narkoba, menjadi pelacur, peminta-minta, miskin lagi tukang bertengkar pula. Apa yang anda rasakan menyaksikan semua itu? Tentu saja hancur. Pilu. Kecewa. Sesak di dada.

Saudaraku yang baik...
Tahukah anda apa visi Yesus tentang kita, anak-anakNya, sebelum Ia terangkat ke sorga? Visi yang luar biasa, mengenai kehidupan dalam kasih, tentang kerukunan dan persaudaraan, tentang cara hidup yang menjadi teladan, tentang terang dan garam, banyak sekali. Dan, khusus di artikel ini, kita akan melihat visi Yesus tentang kehidupan anak-anakNya yang penuh kuasa.

Mengenai kuasa sebagai anak-anakNya, inilah visi Yesus tentang anda dan saya: 

Markus 16:17-18
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya (baca: anak-anakKu): mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

Sekarang, mari akui apa yang berlangsung dalam kehidupan rohani kita. Apakah kita telah hidup di dalam visi itu? Ataukah kita terus menerus membuat Yesus kecewa, pilu, sesak di dada karena jauh panggang dari api?

Yang paling menyesakkan Yesus, bukan saja kita gagal hidup dalam visiNya itu, bahkan parahnya lagi, sebagian besar kita malah menyangkal visiNya itu berlaku atas kita.

Sebagai pendeta, dengan enteng kita berkotbah dari mimbar: "Ah, visi itu hanya untuk zaman para rasul saja! Kau tak berhak menyuruh orang sembuh dalam nama Yesus! Kau ini bukan rasul! Menyembuhkan dalam nama Yesus, itu dari setan! Siapa kau ini berhak mengusir setan? Jangan sombong! Jangan tinggi hati! Kami saja yang pendeta belum tentu berhak. Apalagi kau yang cuma jemaat awam. Tahu apa kau soal Tuhan?"

Lalu kita, sebagai jemaat awam, terintimidasi dengan ajaran pendeta-pendeta sesat ini, karena kita sendiri tidak mengerti kebenaran. Kita hanya boleh berkata: "Amen, Pak Pendeta..." Ketika ada yang mencoba menggugat kotbahnya itu, dengan cepat orang-orang akan menuding hidungnya: "Hei, bertobat kau! Dia itu hamba Allah Yang Maha Tinggi! Dia itu telah ditabalkan! Kau ini siapa? Tuhan sudah berbicara langsung kepadanya, mana kau tahu itu? Jadi kalau Pak Pendeta bilang tidak bisa, ya tidak bisa!"

Dengarlah visi iblis tentang gereja kita: mereka harus menjadi lemah, mereka harus meragukan firman Kristus, mereka harus mengintimidasi iman mereka satu sama lain, mereka harus ketakutan setiap saat, mereka harus kebingungan dan tidak percaya diri membaca Alkitab, mereka harus menyangkal kuasa yang telah diberikan Allah kepada mereka, mereka harus terikat kepada kedagingan, mereka harus mulai kompromi dengan dosa dan rupa-rupa ajaran nenek moyang mereka yang kafir, sebab mereka harus bersama-sama dengan kita kelak di neraka!

Hei, saudara. Benarkah kita ini anak Allah? Benarkah gereja kita sekarang ini masih gereja Kristus? Apa sudah dikudeta iblis? Di atas visi siapakah kerohanian kita sekarang ini berjalan? Visi Yesuskah atau visi iblis?

Bertobatlah dari kebebalan kita. Bertobatlah dari kebodohan. Bertobatlah dari ketakutan-ketakutanmu!

Maaf, jika saya benar-benar keras kali ini. Terlalu banyak orang-orang berjiwa  konselor menulis penghiburan-penghiburan bagi kecengengan rohani kita di facebook ini. Sesekali anda perlu mendengar nada bicara seorang penginjil!

Saya harus menyampaikan suara ini kepada saudara semua: visi Yesus tentang dirimu adalah visi untuk seorang pemenang, bahkan lebih dari pemenang! Ia merancang engkau sebagai seorang pahlawan bagi KerajaanNya, Kerajaan Tak Terkalahkan! Dan sudah saatnya anda berdiri disana!

Saudaraku dalam Kristus Yesus....
Kenalilah kasih karunia Allah. Ketahuilah apa yang telah diberikan Allah kepadamu ketika engkau menerima Yesus. Ia telah memberimu segalanya. Segalanya! Segalanya!

Segala sesuatu dalam hidupmu dirancangNya, dan itu pasti terjadi jika engkau tinggal di dalam Dia, berakhir dengan "Happy Ending"! Rancangan yang ada padaNya untukmu adalah rancangan sukacita. Segala sesuatu yang berlangsung di hidupmu -meskipun saat ini terlihat berat-, akan berakhir dengan indah bagimu. Itu bagianmu yang telah dikerjakan Yesus di kayu salib! Seperti film India, engkau sedang membintangi sebuah cerita kehidupan yang pasti berakhir manis bagimu! Yang diminta dari anda ialah: jangan kuatir sedikitpun, jangan gamang, jangan takut, tetapi percayalah kepadaNya!

Ia telah memberi anda kepastian keselamatan, berkat, kesembuhan, kebahagiaan, kerukunan keluarga, kemenangan, bahkan kuasa Allah!

Saudaraku kekasih...
Yesus telah memberi kita kuasa Allah! Apakah saudara sudah mengerti tentang ini? Dapatkanlah pengertian ini sekarang.

Roh manusia anda, jika benar anda telah bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi anda, dan tidak memiliki lagi sesuatu yang lain di dunia maupun di alam roh untuk disembah, apakah patungnya seseorang siapapun itu di bumi atau di sorga, jmat-jimat, tangkal-tangkal, perjanjian dengan dukun, maka roh anda telah lahir baru dan dimeteraikan dengan Roh Kudus. Roh Kudus dan roh anda menyatu, sebagaimana meterai menyatu dengan surat. Roh Kudus adalah tanda bagi penguasa dunia ini bahwa engkau milik Allah.

Di dalam Roh Kudus terkandunglah seluruh karakter dan kuasa Allah. Tidak ada satupun yang terkandung di dalam Allah yang tidak terkandung di dalam Roh Kudus. Jadi pergilah bercermin. Lihatlah ke dalam dirimu. Ketahuilah bahwa di kedalaman sana, didalam dirimu sendiri, berdiam Roh Allah Yang Maha Tinggi! Rasakanlah getaran itu!

Dan kabar besar berikutnya adalah: anda diberi otoritas untuk memakainya, memakai kuasa Allah Yang Maha Dasyat itu!

Otoritas adalah kewenangan yang sah untuk memakai sesuatu. Jika anda seorang menteri negara, anda memiliki kewenangan yang sah untuk mempergunakan uang negara secara benar di departemen anda. Demikianlah anda diberi otoritas memakai kuasa Allah, sebagai pertanda bahwa anda ini anakNya.

Bayangkanlah jaringan listrik. Listrik yang mengalir di rumah anda itu tentu tidak berasal dari anda sendiri. Listrik itu berasal dari PLN. Tetapi karena anda dan PLN ada perjanjian tertentu, maka listrik itu dialirkan ke rumah anda. Jadi sekarang, anda telah memiliki otoritas untuk memakai listrik itu. Anda tidak perlu lagi harus membuat permohonan kepada PLN: Mohon diberi ijin menyalakan lampu kamar. Itu gagasan bodoh! Lebih bodoh lagi ketika anda membuat permohonan: Mohon kesediaan PLN agar sudi kiranya datang menyalakan lampu kamar saya.

Anda telah diberi otoritas memakai kuasa kuasa Allah oleh darah perjanjian Yesus Kristus, untuk mengusir setan, menyembuhkan orang sakit dan melakukan mukzizat. Sama halnya dengan permohonan pada PLN tadi, adalah ide bodoh ketika anda berdoa memohon kepada Tuhan: "Mohon diberi ijin mengusir setan ini ya Bapa", dan lebih bodoh lagi: "Mohon Bapa meletakkan tangan atas orang ini dan menyembuhkannya..". Itu sama bodohnya dengan seorang pengerja gereja yang pernah berdoa begini: "Oh, Tuhan Yesus, antarkanlah jiwa-jiwa ke rumahMu ini!" Dengan berdoa begitu, ia menyuruh Yesus pergi menginjil ke luar sana, sementara ia dan seisi gereja tinggal menunggu dengan harap-harap cemas. Dan ketika doa itu tidak terjadi, mereka berkata: "Jadilah kehendak Tuhan..." Itu bodoh!

Apakah anda selama ini mempraktekkannya? Sekarang anda harus tahu, itu keluar dari rencana Allah. Itu gagasan yang bodoh dan bebal. Dalam istilah Brother William, itu kerendahan hati yang palsu. Berdoa meminta agar Tuhan menyembuhkan orang sakit, sama dengan berdoa meminta Tuhan pergi menjala jiwa-jiwa. Itu bukan bagian Tuhan, itu bagian kita! Itu telah diperintahkan kepada kita, dan kita telah diberi kewenangan untuk melakukanya!

Saudaraku...
Tahukah anda betapa gemasnya Tuhan Yesus melihat segala kebodohan dan kekalahan kita selama ini? Jika tulisan ini sudah terasa mewakili suatu perasaan gemas, anda harus tahu, jauh lagi kegemasan dan kegeraman Tuhan kita!  

Tapi saya tidak hanya bermaksud untuk menceritakan atau merepresentasikan kegemasan Tuhan. Saudaraku, anak-anak Allah yang sangat dikasihiNya, saya juga akan memaparkan secara ringkas bagaimana caranya mempraktekkan kuasa Allah, yang dapat anda kembangkan di rumah dan pelayanan saudara.

Pertama, milikilah kesadaran bahwa anda ini pemenang, dirancang Allah di dalam kasih karuniaNya sebagai imam, sebagai raja-raja yang memerintah, sebagai pahlawan-pahlawan gagah perkasa Kerajaan Surga. Jangan minder lagi sebagai orang kristen. Jangan menunduk-nunduk seperti bangsa terjajah. Di dalam Kristus, anda sudah merdeka!

Kedua, sadarilah bahwa otoritas sebagai anak Allah itu ada padamu. Jangan kait-kaitkan otoritas itu dengan jabatan di gereja, dengan keadaan-keadaan sosialmu. Jangan katakan: "aku kan bukan pendeta, tidak mungkin kuasa Allah ada padaku." Itu salah! Jika Allah tunduk pada status-stauts sosial yang dibuat manusia, tidak mungkin Dia menyebut anda anakNya. Ia pasti menyebut anda budak-budakKu yang bodoh! Tidak saudaraku. Jangan berkata hanya pendeta yang dapat menyembuhkan orang sakit, hanya pendeta yang diberi otoritas. Anda, tidak peduli apakah anda ini tamat SD,  STh, atau SH, diberi otoritas yang sama untuk mengusir setan, menyembuhkan yang sakit dan melakukan mukzizat dengan yang diberikan kepada Petrus! Dengar, Petrus! Paulus! Filipus!

Maka lihatlah, anda dan lebih-lebih saya si kecil menurut ukuran dunia ini telah dipilih Allah untuk mempermalukan kesombongan orang-orang besar! Mereka akan menghabiskan uang ratusan juta rupiah berobat ke luar negeri mengobati sakit penyakit mereka, tetapi tetangga mereka yang mengidap penyakit yang sama, anda hanya menompangkan tangan dan mereka menjadi sembuh! Dan setelah itu, mereka akan pulang dari luar negeri dan datang pada anda: "Tolong sembuhkan juga lah saya, Pak..."

Apa yang harus anda lakukan saat melayani orang sakit?
1. Letakkan tangan anda di tempat yang sakit. Tapi ini juga bukan satu keharusan. Anda juga dapat menyuruhnya berbuat sesuatu tanpa meletakkan tangan.
2. Katakan perintah anda, dengan pasti dan tegas. Anda tidak harus berdoa dulu. Kalaupun anda ingin berdoa dulu, janganlah salah berdoa. Jangan anda memohon Tuhan yang menyembuhkan orang itu (itu namanya melemparkan tanggungjawab yang telah diperintahkan kepada anda oleh Tuhan), tapi berdoalah mengucap syukur bahwa Allah telah memperkenankan engkau memakai kuasaNya yang dasyat itu, serta supaya oleh pelayanan itu, kuasa Allah dinyatakan dan namaNya dipermuliakan.
Berikut contoh-contoh perintah itu: "Hei kau penyakit tumor (mis.nya dia sakit tumor), aku perintahkan kau lenyap sekarang juga, dalam nama Yesus!" Bisa juga: "Dalam nama Yesus, sembuhlah!"
Silakan kembangkan sendiri kalimat perintah anda. Jangan lembek, jangan bernada memohon kepada penyakit, tetapi tegas dan pasti, mencerminkan otoritas.
3. Setelah memberi perintah, anda harus percaya perintah anda itu telah terjadi. Anda jangan tegang. Rileks saja. Jangan berpikir bahwa kesembuhan itu terjadi karena anda, sehingga tidak mungkin terjadi. Saya mau beritahukan anda hal ini: yang anda lakukan saat memberi perintah itu bukanlah semacam mengeluarkan tenaga dalam, kayak di film kungfu, tidak! Yang sedang anda lakukan ialah memencet sakelar lampu di kamar anda. Arus listriknya sudah tersedia stand bye disana sejak lama, siap-siap menunggu aksi anda memencet sakelar, maka lampu itu akan menyala.
Ada baiknya gambaran listrik dan memencet sakelar lampu ini anda ingat ketika anda melakukan pelayanan ini, itu akan sangat membantu menenteramkan diri anda dari ketegangan.

Tetapi sebelum anda melakukan pelayanan ini, pikiran anda harus dipenuhi kesadaran betapa besarnya Allah yang anda layani dan yang tinggal di dalam anda, sampai anda dapat melihat betapa kecil rendahnya penyakit itu. Anda harus datang seperti Daud saat ia menatap Goliath: Cicunguk yang satu ini! Kutu yang satu ini!

Saat anda hendak memancarkan kuasa Allah untuk menyembuhkan penyakit, mengusir setan, bahkan untuk memindahkan gunung, anda harus menjadi seorang agresor. Jangan beri respek sedikitpun pada penyakit itu. Dengan memandang Allah, anda akan memandang semua itu seperti sampah rendahan yang hina dina di hadapan kuasa Allah yang Maha Tinggi!

Inilah yang memenuhi hati dan pikiran Daud saat ia dengan pasti dan tenang melangkah mendekati Goliath. Tangannya yang kecil tertuju ke hidung Goliath: "Dengar cicunguk, kau akan mati hari ini karena Allah Israel Yang Ajaib itu telah menyerahkanmu ke tanganku!" Anda harus memiliki itu di dalam hati anda saat melakukan pelayanan ini.

Jika tidak, jika ada keraguan sedikitpun, jika anda gamang dan berdebar-debar, jika anda tegang dan ragu-ragu, kemungkinan besar anda akan gagal. Lebih baik tunda mengeluarkan perintah saat hal ini anda alami, dan kembalilah saat anda telah siap. Kuasa Allah tidak dapat bekerjasama dengan jiwa yang kalah. KuasaNya yang dasyat itu hanya akan bersekutu dengan jiwa (hati dan pikiran) yang pemenang. 

Saya menuliskan semua ini bukan karena melihat begitu banyak orang telah berhasil. Saya sendiri telah berkali-kali mengalaminya. Oleh kuasa nama Yesus, telah cukup banyak saya terlibat dalam mengusir setan dari orang-orang yang kesurupan dan menyaksikan setan-setan itu keluar sepenuh ketakutan, dan telah sering juga saya meletakkan tangan atas orang sakit dan orang itu sembuh. Terakhir, sekitar satu minggu yang lalu, di suatu malam, istri saya demam. Saya letakkan tangan saya (sementara dada saya dipenuhi kesadaran akan kuasa Allah yang saya layani sehingga mata saya menatap penyakit itu seperti sampah yang sudah kalah), dan lima menit kemudian, istri saya banjir keringat dan sembuh.

Hari minggu (!9/6) kemarin, tengah malam, saya harus pergi naik motor mengantarkan sesuatu ke kota, Hujan lebat. Awalnya saya tidak terlalu terganggu. Tapi lama-lama, saya jengkel juga karena perjalanan saya menjadi sangat terganggu. Lalu saya arahkan tangan kiri saya ke langit, dan dengan tegas (sementara dada saya dipenuhi kesadaran akan kuasa Allah yang saya layani sehingga mata saya menatap hujan itu seperti pecundang yang sudah kalah), saya perintahkan hujan itu berhenti selama saya dalam perjalanan, didalam nama Yesus. Dan....hujan itu berhenti selama saya di perjalanan, lalu setelah sampai, turun lagi selebat-lebatnya bahkan dengan petir menyambar-nyambar segala. 

Bicara tentang petir, saudara ipar saya, pernah sangat terganggu oleh petir di tengah malam. Anak mereka yang masih bayi jadi sangat ketakutan dan pucat. Lalu saudara ipar ini keluar dan menghardik petir itu dengan keras, didalam nama Yesus. Dan.... sepanjang malam, tidak ada petir lagi! 

Seorang saudara seiman lainnya, pergi berkunjung ke rumah familinya. Di halaman, anak-anak bermain berlari-lari kesana kemari. Tiba-tiba, anak familinya itu terjengkang dengan kakinya tertekuk. Anak itu menjerit-jerit, karena tentu tulang kakinya patah. Saudara kita ini segera berlari dan dengan keras memerintahkan tulang itu kembali normal di dalam nama Yesus. Dan... anak itu sembuh seketika. Kakinya tidak sakit lagi dan tak perlu dibawa kemana-mana.

Siapakah saya? Siapakah teman-teman kita itu? Kami bukan pendeta. Saya sendiri hanyalah seorang PNS golongan rendah. Tapi semua itu membuktikan bahwa anda dan saya, dan juga mereka yang kita sebut pendeta, sama-sama anak Allah. Roh Kudus yang ada di dalam anda, sama dengan Roh Kudus yang ada di dalam Petrus! 

Tetapi saya bersyukur dapat mengenal seorang pendeta yang rendah hati dari Bandung, bernama Davy Hermanus, pengasuh Seminar The Elijah Challenge di Indonesia. Dia mengajari kami akan hal-hal yang saya tuliskan di artikel ini dan memberanikan kami untuk percaya bahwa kuasa Allah didalam kami sama dengan kuasa Allah yang ada di dalam setiap orang percaya dari zaman mana pun. Saya berharap lebih banyak gereja di Indonesia yang mengundang dia untuk berbicara dalam seminar.

Saya telah menuliskan artikel ini kepada anda, dan berharap kita semua dapat hidup seturut dengan visi Kristus Yesus. Lakukanlah. Sembuhkanlah orang sakit. Ketika anda percaya, anda sesungguhnya memiliki iman yang cukup. Jangan bingung dengan pengertian "iman sebesar biji sesawi". Saya membaca satu tulisan di fcebook ini, yang mengajak pembaca untuk memiliki iman sebesar biji sesawi. Yang salah dari tulisannya itu adalah dasar tulisannya. Dasar tulisannya adalah: sebab kita belum memiliki iman sebesar biji sesawi. Salah!

Yesus memakai istilah "biji sesawi" untuk menggambarkan ukuran yang terkecil. Masih adakah orang yang lebih rendah imannya dari anda? Jika masih, berarti iman anda lebih besar dari biji sesawi. Jika tidak ada lagi, jika anda menemukan bahwa iman anda akan Yesus adalah yang paling kecil di seluruh dunia, berarti andalah pemilik iman sebesar biji sesawi!

Tidak ada iman lagi yang lebih kecil dari biji sesawi! Itu adalah gambaran Yesus akan iman yang terkecil. Tidak ada lagi ukuran yang lebih dari situ dlam gambaran Yesus saat itu.

Yang menghalangi anda selama ini bukanlah iman anda yang kurang, tapi jiwa anda yang gamang, hati anda yang berdebar-debar, jiwa yang kerdil yang dipenuhi keragu-raguan. Atasi jiwa anda. Atasi pikiran dan hati anda, itulah yang harus anda lakukan, bukannya malah mendakwa diri anda belum memiliki iman sebesar biji sesawi. Ingat, iman adalah karunia Roh Kudus. Ketika anda percaya akan Yesus, anda langsung diberikan iman, jika itu yang terkecil, berarti itu  seukuran biji sesawi, yang sudah cukup untuk memindahkan gunung.

Kiranya anda semua dapat benar-benar hidup dalam kuasa Allah. Dengar firman Tuhan ini (1 Korintus 4:20): "Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa". Dan visi Yesus akan kita semua adalah menjadi anak-anakNya yang hidup dalam kuasa itu. Artikel ringkas ini akan menuntun anda melakukannya. Tidak perlu harus menunggu seorang jenderal rohani yang berdiri di panggung KKR raksasa datang ke kota anda. Anda, anda, anda, diberi kuasa yang sama untuk melakukannya!

Saya tidak pernah bermimpi suatu saat akan menjadi seorang yang berdiri di panggung KKR. Pertama, saya bukan pendeta, jadi orang tidak akan terpikir untuk mengundang saya. Kedua, saya ini tidak pandai berkotbah. Jangan suruh saya berdiri di atas panggung. Bisa-bisa anda akan tertawa terus melihat seorang kampung yang gugup, gemetaran, jangan-jangan pingsan lemas karena grogi dan anda menjadi repot karenanya. Tetapi bukan berarti kuasa itu tidak ada dalam saya, dan anda. Kita, sebagaimana yang saya rencanakan, dapat melayani orang-orang sakit dengan berkunjung langsung ke rumahnya, menyembuhkan dia dan menceritakan Injil kepadanya.

Sebagai pemula, terapkanlah metode yang telah saya tulis ini kepada diri anda, ketika anda sakit gigi, sakit kepala, kebas-kebas, atau apapun penyakit anda. Lalu kepada anggota keluarga anda yang sakit. Dan selanjutnya, anda akan cukup terlatih untuk melayani tetangga atau teman-teman anda yang sakit. Ingat, kita bukan sekedar menyembuhkan, tapi untuk membawa jiwa kepada Yesus. Tidak ada gunanya sembuh di bumi tapi saat mati, masuk neraka. Jadi kita menyembuhkan untuk menginjili orang itu.

Ini adalah akhir zaman. Kita tidak tahu ada berapa tahun yang tersisa bagi kita. Jadi, mari berbuat sesuatu sesuai visi dan kehendak Yesus Kristus, agar nyata di mata orang-orang bahwa Dia adalah Tuhan yang asli dan yang hidup, dan agar lebih banyak lagi jiwa yang deselamatkan.

Selamat melayani orang-orang sakit dan yang kesurupan, untuk Injil Yesus.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Menjadi Manusia Roh

oleh Bao Panigoran pada 7 Juni 2011 pukul 17:56
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/menjadi-manusia-roh/10150193342738458


Satu perintah bagi setiap orang yang telah lahir baru ialah hiduplah sebagai manusia roh, menjadi manusia yang tunduk pada tuntunan Roh, dan bukan manusia daging.

Manusia lahir baru jika tidak hidup sebagai manusia roh, maka sia-sialah keselamatannya. Ia sama seperti seorang  raja yang melemparkan mahkotanya ke dalam lumpur.

Kehidupan manusia selama di bumi di jalankan oleh jiwanya. Jiwa terdiri dari pikiran dan perasaan, orang sekolah menyebutnya otak kiri dan otak kanan, orang biasa menamainya kepala dan hati.

Pikiran dipenuhi akal sehat, logika, pertimbangan-pertimbangan rasional, ilmu pengetahuan, informasi-informasi ilmiah. Perasaan terdiri dari sistem-sistem emosi yang negatif dan positif.

Daging terdiri dari pancaindra dan naluri-naluri yang selalu menginginkan setiap sensasi enak atau nikmat, yang dinamai hawa nafsu.

Roh adalah pemilik kehidupan manusia itu sendiri, yakni manusia sejati yang berasal dari Allah. Tapi sejak dosa Adam, seluruh manusia yang adalah keturunannya kehilangan gambaran kemuliaan dan kekudusan Allah. Memang roh tetap menyadari bahwa ia tidak berasal dari dunia ini, melainkan dari sesuatu yang kekal, atas kehendak satu kekuatan agung, dan setiap roh cenderung masih menyimpan kebaikan-kebaikan, sebagai bukti dari sisa-sisa gambaran kemuliaan Allah. Itulah sebabnya setiap manusia masih memiliki hati nurani dan selamanya merindukan Tuhan. Orang sejahat apapun, masih tetap memiliki hati nurani, dan senantiasa mengingkarinya sehingga ia disebut bebal dan jahat. Walau demikian, roh manusia tetaplah roh yang telah kehilangan gambaran Allah, roh yang hina, roh yang telanjang dan berdosa, roh yang tanpa perlingdungan, dapat dihipnotis, disantet, bahkan dicabut dari tubuhnya oleh dukun.

Tetapi Yesus datang dan memberikan anugrah keselamatan bagi setiap orang yang mau percaya dan menerima Dia. Barangsiapa menerima Yesus dan bertobat dari hidupnya yang lama, rohnya telah dipulihkan sebagai ciptaan baru, yang mulia dan surgawi, yang kembali mewarisi gambaran (karakter) Tuhan. Inilah orang-orang yang telah lahir baru, anak-anak Allah, bukan anak adopsi, tetapi anak yang benar-benar lahir dari Roh Allah dan mewarisi sifat-sifat Allah. Roh yang ini tidak lagi telanjang, tetapi berjubah putih bercahaya layaknya pakaian anak-anak Allah. Selain itu, dimeteraikan pula dengan Roh Kudus, dimana kuasa-kuasa iblis tidak dapat menjamahnya terkecuali atas kerelaannya sendiri, bahkan pula diberi otoritas mempergunakan kuasa Allah yang terdapat di dalam Roh Kudus untuk melakukan perkara-perkara ajaib.

Sayangnya....
Orang yang lahir baru tetaplah tinggal di dalam tubuh lama yang hina.

Jiwa, sebagai mesin kehidupan manusia selama di bumi, sekarang harus menentukan, apakah ia akan takluk pada kehendak-kehendak daging, ataukah berjalan sebagai manusia roh.

Daging dan roh senantiasa berperang memperebutkan pikiran dan hati kita. Pikiran dan hati juga masih diperebutkan lagi oleh pikiran-pikiran iblis dari alam roh dan suara Allah. Jangan salah, orang percaya, hamba-hamba Tuhan tak peduli namanya semasyur apa, masih dapat dimasuki pikiran-pikiran iblis dari alam roh. Jadi jika ada yang menganggap ada orang yang tidak mungkin lagi dimasuki pikiran iblis, ia berpotensi menjadi sesat dan penyesat. Itulah sebabnya banyak hamba-hamba Tuhan di dunia ini yang akhirnya menjadi sesat. Hamba Tuhan sekaliber Benny Hinn saja di awal dekade 90-an mempublikasikan satu nubuat yang disebutnya dari Roh Kudus mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada era 1990-an, tetapi nubuatnya melenceng semua, tidak ada yang benar. Itulah sebabnya sampai hari ini, sosok Benny Hinn masih menjadi kontroversi di Amerika Serikat dan dunia gereja. Saudara, anda harus mampu membedakan roh. Anda harus mampu mengenali suara Roh Kudus, dan mengetahui mana suara si pendusta yang telah menipu leluhur kita dulu, Adam dan Hawa, dan banyak tokoh besar lainnya, dengan cara selalu merendahkan diri di hadapan Allah dan menguasai firman Tuhan. Alkitab harus menjadi satu-satunya pegangan anda dalam menilai ajaran-ajaran anda maupun ajaran-ajaran orang lain yang anda terima.

Daging mengirimkan informasi-informasi ke dalam pikiran anda, segala hal yang ia lihat, dengar, kecap, cium dan rasakan. Ia akan menangkap dengan sangat berminat misalnya foto cabul artis top, mengirimkan informasi itu ke pikiran anda, dan pikiran anda, jika tidak menolaknya, akan membuahinya dengan pikiran mesum. Daging akan mengirimkan informasi ke pikiran anda bahwa masalah yang anda hadapi ini besar sekali dan sangat mengerikan. Pikiran anda, jika menerima itu, akan membuahinya dengan kekuatiran, ketakutan, kecemasan. Daging akan mengirinkan berita bahwa yang anda alami ini sangat pedih menyakitkan, dan pikiran atau hati anda akan membuahinya dengan sakit hati, kepahitan, kecewa, dendam.

Demikianlah orang yang hidup menurut tuntunan informasi-informasi dari daging akan terus menerus jatuh bangun, sebentar berdosa sebentar bertobat, juga menjadi orang yang mudah menderita batin, sensitif dan cepat merasa luka.

Ketika jiwa membuahi tuntunan daging, maka ia secara keseluruhan -termasuk rohnya- akan kembali berdosa. Ia membutuhkan pertobatan dan pengakuan dosa.

Tetapi orang yang hidup menurut kemauan roh yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus akan senantiasa menghasilkan buah-buah Roh, yakni kasih, kerendahan hati, kelemahlembutan, kejujuran, kesabaran, dan sebagainya. Ia juga akan seperti Kaleb dan Josua, yang melihat segala gunung masalah dengan kekuatan Allah yang terdapat di dalam mereka. Ia tidak akan merintih kalah bagai orang pecundang di hadapan Allah dan berdoa: "Tuhan...tolonglah aku... aku disakiti.. aku dianiaya... aku dikhianati... ini sangat mengerikan.. aku tak kuat lagi Tuhan.... tolong akuuuuuhhh..". Tetapi ia adalah orang yang menunjuk hidung badai itu dan memperkatakan kuasa Allah kepadanya: "Hei badai, aku ini anak Allah, yang dimeteraikan oleh kuasa Allah. Allah mengasihiku dan menyertai aku, dan Ia memberi aku otoritas atasmu. Jadi di dalam nama Yesus aku perintahkan engkau: redalah sekarang juga!"

Orang yang hidup sebagai manusia roh, menundukkan pikiran dan hatinya kepada kebenaran dan kuasa yang terdapat di dalam Roh. Ia menolak segala ketidakpercayaan yang ditiupkan pancaindra. Ia menghardik diam pancaindranya yang berkata: Ini mustahil... ini sangat berat... ini tidak mungkin berhasil. Tetapi ia percaya pada perkataan roh, bahwa di dalam dia ada Roh Allah sendiri yang amat berkuasa.

Saudaraku...
Yesus merancang kita menjadi pahlawan-pahlawan iman yang menang. Sudahkah anda senantiasa menang dan datang pada Tuhan dengan pujian dan ucapan syukur? Ataukah anda hari ini selalu datang kepada Tuhan dengan babak belur dan berkata: "Tuhan kasihanilah akuu.."?

Bangkitlah. Campakkan air mata cengeng anda. Berhentilah didikte dan ditakut-takuti oleh daging dan pancaindra anda. Andalah yang harus mengendalikan daging dan  pancaindra anda, bukannya malah sebaliknya.

Jadilah seturut visi Kristus, yang menggariskan anda sebagai pemenang, bukan sebagai seorang pecundang yang saban waktu datang ke hadapanNya dengan menangis meratapi nasib. Bangkit. Anda ini anak Allah. Anda ini prajurit Allah! Nyatakan kemenanganNya didalam Yesus! Nyatakan kekuatan dan kuasaNya yang telah ditaruhkan di dalam anda!

Tuhan Yesus menyertai kita: IMMANUEL!

KAPAN DOA ANDA DIJAWAB

oleh Bao Panigoran pada 27 Mei 2011 pukul 17:58
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/kapan-doa-anda-dijawab/10150189223028458


Shalom...
Saudaraku dalam kasih Yesus...

Jika ditanyakan pada anda: "Ketika anda berdoa meminta sesuatu pada Tuhan, kapankah Tuhan akan menjawabnya?" Apa pendapat anda? Pernahkah anda memikirkannya?

Mungkin sebagian besar kita tidak pernah memikirkannya. Tapi saya bisa memastikan, perilaku rohani dari sebagian besar kita bersikap seolah-olah Bapa masih akan meminta waktu dulu untuk pikir-pikir. Perilaku itu terlihat dari apa yang akan kita katakan setelah itu kepada Tuhan atau pada manusia.

Saya pun lama berpikir seperti itu. Ketika saya berdoa mengajukan satu permintaan, jika ternyata Ia belum juga menjawab doa saya, pada hari berikutnya saya seringkali mengingatkan atau membujuk-bujuk Dia serta menambah argumentasi-argumentasi dalam upaya meyakinkanNya. Saya biasa mengatakan kata-kata ini kepadaNya: "Pertimbangkanlah kiranya, Bapa. Saya sungguh membutuhkan itu, karena begini, karena begitu..."
Jika ternyata kemudian saya menerima jawaban, tentu saja saya akan bersukacita dan bersyukur. Jika ternyata saya tidak menerima jawaban, saya biasanya akan mencoba belajar berbesar hati dan bersabar. Mungkin Tuhan berkehendak lain. Mungkin Tuhan merencanakan sesuatu yang lain yang tidak saya ketahui. Lebih baik saya bersabar dan menunggu maksud Tuhan.

Bukankah demikian pada umumnya sikap rohani kita?
Bagi yang sudah dewasa rohani, akan bisa bersabar dan berserah kepada keputusan Tuhan yang tidak menjawab permintaan tersebut.Tapi bagi yang masih belum dewasa, situasi seperti ini sering menghancurkan mereka.

Dahulu, saya ingat betul -tahun 1998,  ketika belum terlalu dewasa secara rohani, saya pernah demikian rusak oleh hal ini dan menuduh Yesus pembohong. Waktu itu, sebagai mahasiswa yang kost di Bandar Lampung, saya membutuhkan kiriman uang dari orangtua untuk membayar sewa kamar kost untuk tahun berikutnya yang sudah jatuh tempo. Jadi setelah hal itu saya beritahu ke kampung, saya terus menerus meminta kepada Tuhan agar memberi uang tersebut kepada ayah saya. Setiap malam saya tunjukkan padaNya betapa saya sangat membutuhkan pertolonganNya. Saya klaim janji-janjiNya, sebagai anakNya, ahli waris berkat-berkat Abraham. Tapi sampai hampir berakhir tahun itu, uang itu tidak juga dikirim. Hal itu membuat saya sangat hancur. Saya terluka. Kepahitan sangat dalam pada Kristus Yesus. Saya berdoa, tapi yang saya ucapkan bukan pujian dan syukur kepadaNya, melainkan tudingan kejam: "Kau pembohong! FirmanMu berkata aku ini anakMu. Tapi mana ada Ayah sekejam Engkau? Atau, Engkau memang bukan pembohong, tapi akulah yang salah duga. Oh, rupanya aku tidak termasuk anakMu. Aku bukan anakMu!!!" Saya menjadi sangat jahat pada Tuhan. Terus menerus saya katakan itu: aku bukan anakMu! Waktu itu berbulan-bulan saya tidak punya uang, sejak Agustus - 31 Desember. Saya menumpang makan ke rumah teman-teman, berpindah-pindah. Utang sana, utang sini, sampai habis orang yang dapat saya mintai utangan.

Sejak menjelang Natal, kampus sudah sepi. Teman-teman kristen sudah pada pulang kampung. Saya lantas mengungsi ke satu tempat, sekretariat perkumpulan yang saya masuki, sebab di rumah kost saya sudah takut. Disana, sejak Natal, saya sudah tidak makan nasi atau apapun, kecuali sebuah pepaya dari halaman dan air gula di dapur. Persis tanggal 31 desember, seorang teman muncul hendak mengambil bajunya yang tertinggal. Karena kasihan, ia memberi saya sedikit uang yang cukup untuk sekali makan dan masih bersisa sedikit.

Saat makan di warung, tiba-tiba di hati saya berbunyi suara: "Berdoalah mengucap syukur." Saya bertimbang sejenak. Tetapi saya putuskan tidak berdoa. Justru kepada Tuhan yang berbicara itu saya berkata: "Tidak alasan bagiMu menyuruhku bersyukur. Ini bukan pemberianMu. Ini dari temanku!" Dan saya makan dengan berurai air mata, pahit sekali. Saya merasa dibohongi, padahal saya sangat mengasihiNya. Dulu, siang malam saya berdoa memuji-mujiNya. Bergaul rapat denganNya. Jam demi jam di malam hari selalu saya lewati dengan bersyujud kepadaNya. Itu adalah kepahitan saya satu-satunya dan yang begitu dalam pada Tuhan Yesus.

Tapi peristiwa setelah itu, adalah peristiwa yang sangat besar bagi pengalaman rohani saya, yang tidak dapat saya lupakan sampai hari ini. Saya mendengar suaraNya. Bukan di hati, seperti biasanya, tapi dari udara!

Waktu itu, sehabis makan, saya pulang ke kost. Mengendap diam-diam, takut ketahuan ibu kost. Ketika pintu depan saya buka pelan-pelan....duaarrrr!!!... ibu kost telah berdiri di ambang pintu dengan wajah buas seperti singa yang siap memangsa. Saya dicaci maki dengan hebat, kutuk dan sumpah serapah yang sangat jahat. Ketika dia pergi, saya jatuh ke lantai dengan perasaan yang sangat pahit kepada Tuhan. Dengan lemah, saya pukul dinding: "Yesus...aku bukan anakMu... bukan anakMu..." saya menangis pahit, "Uhh...betapa kecewanya aku padaMu, Tuhan...".

Dengan gontai saya naik ke lantai dua, sebab kamar saya ada di sana. Ketika hendak memasukkan anak kunci ke lubang pintu, saat itulah saya mendengar dengan jelas suara seorang pria penuh wibawa, lembut dan sangat teduh di udara, dan saya sendiri jatuh tertelungkup ke lantai dengan tulang-tulang serasa hilang tenaga. Ia menyebut nama saya dua kali lalu berkata: "Masuklah dalam kamarmu, bersihkan kamarmu, dan katakan: KAU ANAK-KU." Setelah suara itu hilang, saya bisa bangkit lagi. Saya begitu terperangah dan bingung. Mencari-cari ke setiap kamar, siapa kira-kira yang telah bicara pada saya. Tidak ada orang. Dan saat itulah saya sadar bahwa itu Yesus. Saya melonjak, masuk ke kamar, mengambil sapu, lalu menari-nari dengan sapu itu melompat-lompat seperti orang gila sambil mencucurkan air mata bernyanyi-nyanyi: "Aku anak Tuhan! Aku anak Tuhan! Aku anak Tuhan!!" Betapa bahagianya saya waktu itu. Yesus sendiri telah berbicara langsung pada saya. Saya mendengar suaraNya. Ini sama seperti pengalaman Ayub ataupun Petrus dkk ketika mendengar suara dari langit, atau Samuel yang di kamarnya mendengar suara Tuhan. Ini luar biasa, jarang dialami orang. Oh, betapa Yesus sangat mengasihi saya dan Ia yang adalah Allah semesta alam memandang saya yang orang kecil msikin ini  berharga. Ia meyakinkan saya bahwa saya anakNya. Itulah yang terus memulihkan segala kepahitan dari saya. Dan itulah yang sampai saat ini saya pegang, bahwa saya dan anda anakNya -sungguh-sungguh anakNya-, dan di setiap kesempatan selalu saya menyampaikan hal itu, termasuk kepada saudara berkali-kali melalui surat-surat saya ini: anda benar-benar anak Allah yang hidup!!

Akhir kesaksian saya, Tuhan mendesak-desak saya untuk menelpon seseorang. Saya pikir, kenapa saya harus menelpon? Tapi baiklah, saya harus menceritakan pada seseorang bahwa saya -si kecil miskin ini- telah mendengar langsung suaraNya dengan telinga saya! Banyak sekali teman yang saya hubungi, tapi aneh, tak seorang pun yang mengangkat. Sementara dada saya begitu dipenuhi hasrat untuk menceritakan hal itu pada seseorang. Akhirnya saya menelpon seorang bapak, seorang yang baik hati dan saya kenal. Di ruang ini saya ingin menyebut namanya sebagai ucapan terimakasih. Namanya : Syafruddin Eterno, seorang Tionghoa, sekitar 50-an atau 60-an tahun, dan sekarang saya tak pernah tahu dimana dia dan bagaimana kabarnya. Pendek cerita, belum saya bicara apa-apa, Pak Eterno malah mengajak saya datang ke kantornya: sekarang!

Saya kesana, mengobrol-ngobrol dengannya sekitar 30 menit, dan pulang dsari sana dengan uang yang banyak! Inilah pertolongan TUhan itu akhirnya saya peroleh. Saya akhirnya membayar semua utang saya, dan sorenya berangkat ke Jakarta untuk siap-siap merayakan tahun baru dengan uang kantong yang lebih dari cukup.

Peristiwa itu sangat berpengaruh pada saya sampai hari ini. Banyak sekali kesadaran rohani yang saya peroleh dari mendengar suara Tuhan tersebut. Iman saya kepada segala firman yang tertulis di Alkitab menjadi semakin teguh.

Kembali ke judul pembicaraan kita....

Kita selama ini tanpa sadar menganggap bahwa Tuhan membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan doa kita. Kadangkala terlihat Ia cepat menjawabnya, kadangkala terlihat lama sekali seperti pergumulan dalam kesaksian saya di atas. 

Anggapan itu terlihat dari komentar-komentar kita menanggapi doa-doa yang belum terjawab. Apa yang biasa kita katakan? Ini: "Sabar saja, Tuhan pasti akan menjawabnya. Mungkin Ia hanya ingin menguji kesabaranmu." atau: "Waktunya Tuhan kawan, bukan waktumu", "Tuhan bukannya tidak baik, tapi Ia mungkin punya rencana yang lebih baik", "Mungkin bukan kehendak Tuhan, Bung", dan sebagainya.

Dari komentar-komentar yang biasa kita katakan itu, tergambarlah suatu rangkaian kronologis seperti ini: anda berdoa menyampaikan permohonan, Tuhan mendengar doa anda tapi belum dapat memutuskan karena satu dan lain hal, anda berdoa lagi dan lagi menyampaikan argumen-argumen tambahan untuk mencoba meyakinkan hatiNya, Tuhan akhirnya memutuskan tidak menjawab doa anda dengan mendiamkan anda sampai anda sadar bahwa doa anda ditolak , atau akhirnya Tuhan memutuskan akan memberikannya pada anda tapi bukan sekarang melainkan suatu hari nanti.

Demikianlah gambaran yang tak bisa dibantahkan bila ditinjau dari komentar-komentar kita di atas. Dan inilah yang akhirnya membuat saya curiga: benarkah TUHAN kita seperti itu? Alkitabiahkah hal itu?

Selidik punya selidik, saya tak menemukan gambaran kronologis seperti itu didalam Alkitab. Alkitab justru berkata: Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat. Matius 21:22:  Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. Yohanes 15:7 : Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Pesan yang saya dapat dari Alkitab adalah pesan yang sangat kuat, bahwa Allah tidak membutuhkan waktu sejenak pun untuk pikir-pikir. Semua doamu pasti dan pasti dijawab, tanpa pikir-pikir sedikitpun, tanpa pertimbangan-pertimbangan lagi, tanpa perundingan-perundingan apapun di surga.

Jadi apa yang kita gambarkan di atas, melalui komentar-komentar kita terhadap doa-doa yang belum dijawab, adalah salah besar. Saudaraku, catat ya: salah besar! 

Tidak ada doa yang tidak dijawab, maksud saya, tentu saja doa yang memenuhi syarat. Apa itu? Pertama: anda harus kudus sebab dosa akan menghalangi jawaban itu sampai pada anda. Kedua: permintaan anda bukan hal-hal yang liar dan yang tidak dijanjikan Tuhan (misalnya anda berdoa supaya mobil tetanggamu sana menjadi mobilmu, supaya istri tetanggamu sana jatuh ke pangkuanmu, dsb. Sebab meskipun Tuhan berkata : "apa saja", itu dalam konteks yang kudus, mempermuliakan Allah, bukan untuk kedagingan. Jadi kalau anda bosan jadi laki-laki lalu berdoa: "Tuhan Yesus, Engkau berkata "mintalah apa saja" dan engkau pasti memberi. jadi saat ini, aku minta, ubahkanlah jenis kelaminku menjadi perempuan."  Saudaraku, sampai zaman kuda gigit besi lagi, itu tidak akan terjadi pada anda).

Jika doa anda memenuhi syarat, Alkitab memberitahu kita, doa anda itu saat itu juga dijawab, bukan dengan jawaban "NO" tapi 'YES!".

Mohon catat ini saudaraku ya: "Tidak ada doa (yang memenuhi syarat) yang tidak dijawab. Semua doa dijawab Tuhan."

Lalu tentu anda akan bingung dan memprotes saya, sebab kenyataannya banyak doa yang tidak dijawab. Bahkan kesaksian saya di atas saja menunjukkan doa saya itu tidak di jawab, atau, dijawab setelah saya setres duluan.
Saya percaya banyak di antara saudara yang mulai setress menunggu-nunggu jawaban Tuhan.

Saudara...
Sekarang, saya ingin mengajak anda untuk mengungkap kebenarannya, dan kebenaran ini akan membawa anda ke dalam kehidupan doa yang senantiasa berkemenangan. 

Sejak sekarang anda harus tahu bahwa ketika anda berdoa meminta sesuatu dari Tuhan, tidak akan ada peristiwa di surga sejenis rapat, diskusi atau perundingan memutuskan apakah doa anda akan dijawab atau tidak. Allah tidak akan memutuskan apa-apa setelah mendengar doa saudara. Ia mendengar saudara berdoa, Ia senang, tapi Ia tidak akan memutuskan apa-apa. Mengapa saudara? Sebab, sejak ribuan tahun lalu: APA YANG ANDA MINTA DALAM DOAMU ITU SUDAH DISEDIAKAN DAN TELAH DISERAHKAN PADAMU DI ALAM ROH. Mengapa Ia harus memutuskan lagi sesuatu yang telah Ia putuskan?

Pernahkan anda melihat petani kampung mengetes apakah ayamnya sudah bertelur atau tidak? Mereka memasukkan jari kelingkingnya ke perut ayam itu dan setelah merasakan telur itu di dalam, yakinlah mereka.

Saya mau beritahu, bahwa ketika anda berdoa meminta, yang sesungguhnya terjadi ialah anda sedang memasukkan tangan anda ke alam roh, dan anda menemukan jawaban itu ada di sana telah stand by. Jadi anda percayai saja bahwa jawaban itu sudah ada disana, maka iman anda itulah pintu mengeluarkannya dari alam roh ke alam jasmani. Semakin besar iman anda, semakin besar pintu yang anda punya. Apa yang anda minta? Mobil? Pekerjaan? Jodoh? Kesembuhan? Rejeki? Kerukunan rumah tangga? Apa? Dengar, semua itu sudah disediakan Allah bagimu di alam roh. Masukkan tanganmu ke alam roh (berdoalah meminta) dan tarik dia keluar lewat pintu (iman) anda itu ke alam nyata. 

Pertanyaannya: bagaimana dengan doa yang belum/tidak dijawab, apa sesungguhnya yang terjadi?

Tentang ini, banyak faktor yang bisa menyebabkannya. Tapi kita akan kupas satu persatu. 
Kemungkinan pertama, anda kurang beriman: anda kurang percaya bahwa doa anda akan dijawab Tuhan.
Solusinya, ketahuilah bahwa jawaban doamu sudah ada disana, siap menunggu tangan imanmu meraihnya di dalam kasih karunia Yesus Kristus.

kemungkinan kedua, anda tidak sungguh-sungguh dalam meminta. Permintaan anda tidak bulat hati. Ada orang meminta sesuatu pada Tuhan, tapi diam-diam Ia masih ragu, apakah ia serius menginginkannya. Saya sendiri sampai sekarang masih memiliki satu permintaan yang seperti itu, dan hasilnya adalah saya belum memperolehnya dari Tuhan. Dengan bibir saya meminta pada Tuhan, dan menyampaikan argumen-argumen meyakinkan bahwa memang saya memerlukannya. Tapi di dasar hati saya, ada kebimbangan apakah saya sungguh-sungguh menginginkannya.
Solusinya: bulatkan dulu hati anda.

Kemungkinan ketiga, dan ini juga termasuk yang paling sering terjadi: ada kuasa-kuasa jahat di alam roh yang mencoba menghalang-halangi anda memperolehnya. Inilah yang paling sering kita abaikan. Saudaraku, sejak sekarang anda harus tahu bahwa anda ada dalam masa peperangan dengan iblis. Ia ada di alam roh, anda ada di alam jasmani: ia melihat anda, anda tidak melihatnya. Iblis selalu mengintai-ngintai kita, untuk mencari tahu kapan waktu terbaik baginya menghabisi kita. Ia juga mengupingi doa-doa permintaan anda, jadi sedapat mungkin, ia akan berusaha selalu menghalangi proses penyerahan jawaban doa dari alam roh ke alam jasmani anda. Inilah kuasa-kuasa penghalang itu. Alkitab menamai mereka belalang-belalang pelahap. Mereka mau melahap dan mencurinya, dan sering kali berhasil.

Solusinya: usir kuasa belalang pelahap ini dengan otoritas nama yesus yang anda miliki. Jangan takut pada tuyul-tuyul pencuri ini, Roh yang ada pada anda jauh lebih besar dari mereka. 

Sekedar berbagi pengalaman saja...
Istri saya bekerja mengelola kios kecil kami di pasar, menjual tas. Setiap hari, Tuhan senantiasa memberi kami rejeki yang baik, dan selalu lebih baik dari tetangga-tetangga kami termasuk kios penjual tas persis di sebelah kami. Tetapi selama empat hari berturut-turut, entah kenapa, penjualan kios kami macet total. Mula-mula saya tidak terlalu risau dan seperti biasa setiap mau tutup, saya dan istri tetap mengucapkan puji syukur pada Tuhan. Tapi setelah empat hari, rupanya istri saya jadi cukup kehilangan antusias berdagang karenanya.

Saya lalu menganalisis masalah itu. Tidak mungkin Tuhan Yesus menghendaki kami minus selama ini, pikir saya. Tanpa bermaksud menuduh siapa-siapa, saya mulai meyakini ini adalah pekerjaan kuasa-kuasa jahat di dunia roh. Maka petang itu sebelum pulang, persisnya dua hari yang lalu, saya ambil waktu untuk berperang. Saya tunggu pasar itu sepi. Setelah itu, dengan memakai otoritas saya sebagai anak Allah yang Maha Tinggi dalam nama Yesus yang ajaib, saya mematahkan dan menghalau semua kuasa-kuasa gelap, santet-santet, guna-guna, tuyul-tuyul, belalang pelahap, seluruh pencuri berkat Tuhan di dunia roh.Lalu kami pulang.

Hasilnya, petang besoknya (kemarin), seperti biasa sehabis pulang kantor saya ke kios, saya menemukan istri saya senyum-senyum simpul. Setelah saya tanya-tanya, barulah ia cerita bahwa penjualannya hari itu luar biasa. Puji Tuhan.

Saudaraku...
Sekarang anda sudah tahu bahwa ketika anda berdoa meminta sesuatu kepada TUHAN kita, yaitu segala hal yang berkenan dan yang telah dijanjikanNya di dalam AlkitabNya sebagai milik anda karena kasih karunia, anda sudah tahu bahwa tidak ada istilah doa yang TIDAK DIJAWAB. Sebab, anda tidak sedang menunggu Tuhan memutuskan apa-apa lagi, karena setiap janjiNya kepada anda di Alkitab adalah keputusan. Ia telah memutuskan meng-iya-kan permintaan anda ribuan tahun yang lalu. Jawaban itu sudah tersedia disana, di alam roh. Ambillah dengan iman.

Semoga mata rohani anda telah terbuka sekarang, sehingga anda tidak akan pernah lagi menyalahkan Tuhan, mendebatNya, menuduhNya pelit dan sejenisnya. Iblis mungkin mencoba membodoh-bodohi anda dengan berkata kepada anda: "Tuh kaaaaan... tidak dijawab.. udah gua bilang Dia nggak baik", tapi anda sudah tahu apa yang terjadi ketika anda belum memperoleh apa yang anda minta itu dan anda sudah tahu apa yang harus anda lakukan: bungkam mulut iblis dan usir pencuri itu pergi.

Selamat menjalani kehidupan yang berkemenangan setiap hari sebagai anak-anak Allah yang dikasihi.
Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian. 

TIDAK ADA ALASAN UNTUK RAGU LAGI

oleh Bao Panigoran pada 26 Mei 2011 pukul 18:08
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/tidak-ada-alasan-untuk-ragu-lagi/10150188425758458


Markus 11:24

Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Syalom
Saudaraku dalam kasih Yesus....

Alkitab mengajar kita untuk tidak meragukan Allah. Tapi tak bisa dipungkiri, keraguan selalu saja menjadi masalah bagi banyak orang kristen ketika terjadi situasi-situasi darurat di lapangan. Meskipun mereka berusaha keras untuk mencoba tidak ragu, tetap saja suatu saat mereka tiba pada titik keraguan, yang dapat membuat depresi rohani.

Sayangnya, orang-orang -yaitu pelayan-pelayan Tuhan- tidak juga pandai menerangkan mengapa mereka tidak boleh ragu, sebab kebanyakan, saudara-saudara ini pun belum memiliki pemahaman yang benar tentang iman.

Sekarang, saya mau saudara semua paham, bahwa sesungguhnya, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk pernah meragukan kebaikan dan pertolongan Tuhan Yesus.

Pertama, mari kita pahami dulu akar dari keraguan. Mengapa orang ragu? Dari mana keraguan berasal?

Saudaraku...
Keraguan berasal dari ketidakpastian, atau keadaan yang spekulatif atas sesuatu yang belum terjadi. Ambil contoh final Liga Champions antara Manchester United melawan Barcelona yang akan segera berlangsung. Itu belum terjadi, tapi kita tahu, akan ada satu yang menang dan satu kalah. Pertanyaannya, siapa yang akan menang? Saya sejak lama penggemar Manchester United, tentu berharap mereka menang. Tapi ketika ditanya, apakah saya yakin, apakah mereka pasti menang? Seribu kalipun saya bilang: pasti! Itu masih spekulatif, dan belum tentu terjadi demikian. Keyakinan saya tidak akan mempengaruhi hasil, sebab keyakinan seperti itu tanpa dasar, spekulatif, berdasarkan harapan serta pengetahuan bahwa pemain-pemain Manchester United adalah pemain-pemain kelas satu. Lagi pula, kalau saya jujur, sesungguhnya saya masih ragu apakah Manchester United benar-benar menang atau tidak.

Keyakinan atau iman yang seperti itu sangat spekulatif, bersifat tebak-tebak, serta tidak akan pernah bulat dan selamanya akan meninggalkan secuil kebimbangan.

Saudaraku...
Diakui atau tidak, iman seperti itulah yang dimiliki kebanyakan orang kristen, anda dan saya, itulah sebabnya tidak banyak diantara kita yang benar-benar senantiasa berkemenangan.

Para pendeta mengajarkan dari mimbar, dan orang-orang menjadi percaya, bahwa dasar dari iman kita adalah karena kita tahu bahwa ALLAH ITU BAIK, sehingga Ia tidak akan mengecewakan kita, dan  pasti akan menjawab doa dan permintaan kita.

Maksud saya begini. Anda punya pergumulan, misalnya ibu anda sakit. Anda berdoa meminta pertolongan Tuhan agar mau menyembuhkan ibu anda, tapi kesembuhan belum juga datang. Lalu orang-orang datang menghibur anda dan berkata bahwa Allah kita baik, dan Ia akan mengabulkan permintaan anda dan menyembuhkannya, jadi percayalah  kepadaNya.

Saya mau bertanya, dengan pola iman seperti itu, dapatkah anda BENAR-BENAR percaya bahwa ibu anda akan sembuh, dan tidak ada keraguan terbersit sedikit pun? Bulatkah iman anda? Saya kira, bagaimana pun anda berusaha, pasti akan ada tersisa keraguan di dalam dada anda. Dan ketika akhirnya ibu anda meninggal, saya kawatir iblis, melalui lidah orang lain ataupun melalui pikiran anda sendiri, akan menuduh bahwa ibu gagal sembuh karena iman anda kepada Allah tidak bulat. Anda kehilangan ibu, juga terintimidasi dan tertuduh. Dampaknya, anda akan sangat kecewa kepada Tuhan.

Ada berapa banyak anak Tuhan yang seperti ini?

Saudara...
Mengapa dengan pola iman seperti itu, sulit sekali untuk bisa bulat? Jawabannya, sebab iman seperti itu didasarkan pada dasar yang spekulatif: anda mengajukan satu permintaan kepada Tuhan, pilihannya ada dua: dijawab atau tidak dijawab, lalu karena anda tahu Allah itu baik: anda berharap Ia akan menjawab doa anda.

Ada satu kasus lagi. Seorang anak Tuhan yang menganggur, mengirim surat lamaran kerja ke satu perusahaan. Tentu saja hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi: diterima atau ditolak. Lalu anda  mengajari dia untuk beriman bahwa dia pasti diterima, alasannya: karena kau anak Tuhan, dan Tuhan baik padamu sehingga tak mungkin Dia mengecewakanmu.

Ketika tidak diterima, anak Tuhan ini mengeluh pada anda. Apa yang biasa anda katakan? Paling-paling anda berkata: berarti bukan rencana Allah kamu bekerja di sana, berarti Tuhan punya rencana yang lain.
Lihat, sangat spekulatif. Meraba-raba. Menduga-duga. Tidak pernah dapat menjadi bulat.

Iman seperti itu  berasal dari ajaran bahwa semua itu masih menjadi hak prerogatif Allah untuk memutuskan. Mengenai doktrin hak prerogatif ini, saya tidak pernah lupa pada seorang senior saya di persekutuan doa ketika masih mahasiswa belasan tahun lalu. Ketika itu dia berkhotbah kepada kami: Memang Alkitab telah menyatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Bapa, tapi apa iya, sekarang Bapa tidak punya hak prerogatif lagi..? Jika Bapa tiba-tiba, karena kasihNya, memberi pengecualian pada seseorang yang istimewa di mataNya, mungkinkah Ia berdosa? Masakan Ia berdosa sedangkan Ia Allah? Jadi, biarlah itu menjadi hak prerogatifNya saja, kita tidak dapat menghakimi dan berkata orang yang mati sana pasti ke neraka. Sejak itu, beberapa teman mulai meragukan kemutlakan Yesus, dan saya sendiri, sejak itu, mundur dari pertemuan merusak tersebut.

Saya mau beritahu, iman spekulatif dan berharap-harap cemas begini adalah tipe iman yang dimiliki semua agama palsu juga: mereka memohon kepada Tuhan dan bukan kepada setan karena mereka percaya Tuhan mereka baik, jadi mereka dapat berharap bahwa Tuhan mereka akan menjawab.

Saudaraku, bukanlah iman seperti itu yang Alkitab ajarkan. Singkatnya: itu bukan iman! Itu pengharapan.

Selanjutnya, firman yang saya kutip di atas berkata:
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu".

Beberapa orang telah mengajarkan hal ini dengan salah kaprah. Sebab yang mereka maksudkan adalah, anda didorong untuk  berpura-pura telah sembuh, supaya -barangkali- anda akan benar-benar sembuh. Artinya, kita harus memancing dulu kesembuhan itu. Bernada sugesti, seolah-olah iman itu menciptakan kesembuhan. Orang-orang datang melawat saya ke rumah sakit, dengan muka belas kasihan, lalu dengan suara lemah, kepada mereka saya bilang: saya sudah sembuh kok.. Apa yang akan terjadi? Mereka akan tertawa, sebab kenyataannya saya tidak sembuh.

Saudaraku..
Firman di atas tidak dimaksudkan sebagai sugesti seperti yang sering kita praktekkan. Iman kita bukanlah bersifat spekulatif seperti cara kerja tukang ramal, bukan juga bersifat sugesti seperti cara kerja tukang hipnotis. Semua itu bukan iman yang dmaksudkan Alkitab!

Iman tidak menciptakan kesembuhan. Kesembuhan itu karya kasih karunia Kristus Yesus. Tetapi iman adalah tindakan menerima. Iman adalah "tangan" untuk mengambil.

Sekarang anda bertanya, jadi seperti apa iman yang benar?

Saya mau menerangkannya melalui suatu perbandingan:
Ada seorang mahasiswa yang indekost. Ketika ia membutuhkan uang, maka ia menyurati ayahnya dan memintanya, lalu percaya bahwa ayahnya pasti mengirimkan uang itu, sebab ia tahu ayahnya baik dan sayang padanya.

Tetapi ia punya teman di kamar sebelah. Sejak awal kuliah, ayahnya sudah menyediakan di rekeningnya uang puluhan juta, sehingga ketika ia butuh uang, ia tinggal mengambilnya ke ATM. Jadi ia percaya, dengan tidak perlu berharap-harap cemas, ia akan segera memegang uang itu.

Kasus pertama adalah apa yang sejak tadi saya terangkan sebagai iman yang spekulatif.
Dia percaya bapaknya baik dan pasti akan mengirimkan uang itu. Tapi jika ia terus ditanyai, akan terlihat bahwa sebenarnya ia masih menyisakan sedikit ruang untuk  menduga-duga kemungkinan ayahnya bisa saja tidak mengirimkan uang itu karena sesuatu dan lain hal, misalnya ayahnya sakit, berhalangan dan sebagainya. Masih ada tersisa kekuatiran, meski sangat sedikit. 
Kita memang percaya bahwa Allah kita baik pada kita. Tapi iman spekulatif masih akan menyisakan sedikit ruang bagi keraguan, dan biasanya hal itu adalah: "Mungkin Allah tidak menghendakinya....." Atau: "Mungkin Allah punya rencana lain..."

Tetapi sejak sekarang, kita harus meninggalkan iman seperti itu. Sebab yang benar adalah seperti kasus yang kedua, Allah sudah menyediakan semuanya, di dalam kasih karunia.

Kematian Yesus adalah karya terbesar yang dilakukan Allah bagi kita. Sejak Yesus menghembuskan nafasNya di kayu salib, sejak itulah gong zaman kasih karunia dimulai.

Anda dan saya lahir di zaman kasih karunia. Sebelum anda memiliki pergumulan, sebelum anda meminta pertolongan Tuhan, Tuhan sudah menyediakan pertolongan.

Sebelum anda bertobat, sebelum anda berdosa, bahkan sebelum anda lahir, pengampunan dan keselamatan telah disediakan bagi anda.

Apakah anda mengira jika hari ini anda berbuat dosa, lalu minta-minta ampun dengan penuh sesal di hadapan Tuhan, bahwa Tuhan AKAN mengampuni anda sekali lagi? Tidak! Ia tidak akan mengampuni anda sekali lagi. Yang benar: Ia telah mengampuni anda! Sekali Ia mengampuni anda di kayu salib, itu berlaku kekal bagi anda, dan itu juga berlaku bagi semua orang. Persoalannya, apakah anda akan mengakui dosa anda atau tidak. Jika anda tidak mau mengakui dosa anda, anda telah menutup hidung anda dari udara pengampunan, dan anda akan sesak nafas lalu mati dan masuk neraka bukan karena Tuhan membenci dan marah pada anda, tapi karena pilihan anda sendiri yang keras kepala.

Kesembuhan telah diberikan pada anda, pada saya, pada semua orang. Itu telah menjadi milik kita. Tetapi hal itu masih terdapat di alam roh. Jadi jika anda sakit, ambillah anugrah kesembuhan itu dari alam roh dan letakkan ke tubuh jasmani anda, maka anda akan sembuh secara nyata.

Tidak benar Tuhan tidak menghendaki anda sembuh. Jika ada yang mengajarkan hal itu pada anda, anda harus menolaknya. Tidak benar bahwa Tuhan menghendaki anda sembuh lain waktu saja, kapan-kapan. Tuhan menghendaki anda sembuh, dan Ia menghendaki anda sembuh sekarang!

Bahkan yang paling akurat adalah: Ia telah menghendaki anda sembuh jauh hari sebelum anda sakit, dua ribu tahun sebelum anda lahir!

Kesembuhan itu adalah bagian dari anugrah yang anda peroleh sejak kematian Yesus. Itu milik anda. Ambillah dan terimalah dengan ucapan syukur. Percayalah, anda telah menerimanya dari Yesus, pakailah, maka anda di alam nyata akan sembuh.

Jadi sekarang anda tahu bahwa  firman di atas bukanlah suatu mekanisme sugesti pikiran yang menciptakan sesuatu. Yang benar, memang anda benar-benar telah menerimanya. Yesus benar-benar telah memberinya pada anda. Persoalannya, karena anda tidak dapat melihat alam roh, anda tidak percaya bahwa anda telah memiliki kesembuhan itu. Jadi Yesus memberitahu supaya anda percaya dan jangan ragu-ragu. Jika anda ragu, artinya anda menyangkal memiliki sesuatu yang telah anda miliki.

Anda memiliki jantung, dan anda percaya memilikinya meskipun anda tidak melihatnya. Nah, demikianlah anda harus memperlakukan semua yang telah anda miliki di alam roh: pengampunan, kesembuhan, berkat kemakmuran, keturunan, kepulihan, kemenangan, sukacita, dan sebagainya yang telah dianugrahkan Allah di dalam kasih karuniaNya.

Jika anda telah mengetahui bahwa anda telah memiliki semuanya, dan percaya, sekarang masih adakah alasan anda untuk ragu lagi bahwa jangan-jangan Tuhan tidak berkehendak..??

Jangan pernah katakan lagi kepada diri anda maupun kepada orang lain: "Ketidaksembuhan ini kehendak Tuhan, Ia memiliki rencana yang lain." Dan semacamnya.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Jadi dalam Alkitab, tidak ada alasan untuk menduga jangan-jangan Allah memutuskan yang lain.

Mungkin anda punya banyak proposal yang telah anda ajukan kepada Tuhan hari ini. Tapi saya mau anda tahu, Tuhan tidak akan pernah memutuskan apa-apa lagi dengan proposal anda. Ia berkata: "Sebelum proposal ini kau ajukan, Aku sudah memberikannya kepadamu dua ribu tahun yang lalu!"

Percayailah, sebab hal itu fakta.

Bukan kepercayaan anda yang menjadikannya ada sebagaimana yang diduga banyak hamba Tuhan, tetapi karena itu fakta, maka sepantasnya anda percaya. 

Jika ada teman baik kita meninggal, lalu hal itu diberitakan kepada kita, ada kalanya kita seperti tidak percaya pada berita itu. Tapi dengar, ketidakpercayaan anda tidak akan membuat kematiannya batal, atau kepercayaan anda yang telah membunuhnya. Tidak. Mau percaya atau tidak, hal itu tidak akan mempengaruhi fakta yang telah terjadi. Tetapi ada baiknya anda percaya bahwa teman anda itu telah mati, sebab itu fakta. Jika anda tidak percaya, padahal faktanya ia telah mati, berarti anda ini bebal.


Karena itu Yesus berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya (sebab hal itu adalah fakta yang telah terjadi di alam roh), maka hal itu akan diberikan kepadamu (termanifestasi di alam jasmani).

Jikalau yang anda minta atau harapkan itu sudah diberikan pada anda, untuk apa anda berguling-guling merintih-rintih memohon pada Tuhan dengan berurai air mata seperti seseorang yang sangat menderita luka batin? Jangan-jangan Tuhan akan menghardik anda seperti Ia menghardik Petrus dkk. saat perahu mereka diterjang badai: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya...!"
Jadi baiklah anda bersyukur saja pada Allah, dan mempercayai tanpa ragu bahwa anda memang telah memilikinya, maka itu akan terwujud di alam jasmani.

Sungguh, alangkah besarnya karya dan anugrah Allah di dalam kasih karuniaNya. Maka terimalah itu oleh imanmu di dalam Yesus Kristus dengan penuh ucapan syukur.