Minggu, 26 Agustus 2012

KETIKA ORANG FASIK MATI

oleh Bao Panigoran pada 20 September 2010 pukul 12:26
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/ketika-orang-fasik-mati/428730068457


Matius 18 : 14
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang

Menanggapi jahatnya dunia ini, banyak orang heran dengan Tuhan. Mereka sering bertanya: Mengapa Tuhan tidak melenyapkan saja orang-orang fasik supaya dunia ini damai? Bukankah Ia mahakuasa? Tapi mengapa Ia diam saja ketika orang-orang jahat terus saja menguasai dan merusak dunia ini serta menganiaya anak-anak Allah? Seringkali pertanyaan itu bernada kekecewaan pada Allah, sehubungan dia mengalami ketidakadilan dan penindasan, sementara Allah nampaknya tidak berbuat apa-apa. Seringkali pula pertanyaan itu mengawali kejatuhan iman anak-anak Tuhan sampai akhirnya mereka menolakNya.

Tentu saja Tuhan tidak tinggal diam. Dia membenci setiap kefasikan, dan senantiasa membalaskan setiap kejahatan. Dosa sekecil apapun, pasti ada dampak buruknya bagi yang berbuat dosa. Paling tidak Tuhan akan menarik diri darinya, sehingga orang itu akan mudah hancur ketika badai datang, karena Pelindungnya tidak lagi bersamanya. Allah juga telah menjanjikan perlindungan yang sempurna bagi setiap anak-anakNya. Persoalannya, kitalah yang justru seringkali keluar dari perlindungan itu dan meragukannya oleh iman kita yang tidak ada.

Tetapi tentang melenyapkan orang fasik dari muka bumi, tunggu dulu!

Allah kita tidak pernah menghendaki kematian orang fasik, itu agar saudara tahu. Ia menghendaki mereka bertobat, agar mereka dapat hidup. Pendeknya, Ia menghendaki mereka hidup.

Mengapa Allah tidak menghendaki kematian orang fasik? Jawabannya karena kasih Allah yang tak pernah terselami oleh kita saking dalamnya. Bapa mencintai orang-orang fasik itu, agar saudara tahu. Setiap kali Bapa melihat orang-orang fasik, setiap kali Ia lihat kejahatan mereka, hal pertama yang terlintas dipikiran Bapa ialah mencari-cari adakah Yunus di tengah-tengah umatNya untuk dapat Ia utus mempetobatkan orang fasik itu.

Ironisnya, susah sekali mencari Yunus di antara kita. Yunus sendiri enggan, sementara kita enggan jauh berkali-kali lipat lagi. Toh Yunus pergi juga ke Ninive meskipun dia enggan. Kita mungkin akan memberi jutaan alasan untuk menyingkir bahkan seringkali pura-pura tidak tahu.

Parahnya lagi, kita selama ini justru sangat membenci orang-orang jahat ITU. Kita ingin mereka lenyap dibasmi Allah. Jika kita tinggal di satu RT, kita maunya tidak ada seorangpun orang fasik yang menjadi tetangga kita. Maunya orang fasik itu terusir lenyap dari kelurahan kita. Maunya mereka lenyap dari kota kita, negara kita, bahkan dari dunia ini.

Ketika Noordin M. Top akhirnya tewas tertembak Densus 88, mungkin hampir semua kita, anak-anak Tuhan di Indonesia berbisik: "Thanks God, Engkau adil. Haleluyah!"

Ada kepuasan di dada kita. Ada kegembiraan. Dimana-mana, ada pujian dinaikkan kepada Tuhan. Tahukah saudara ada berapa banyak status anak-anak Tuhan di facebook yang bernada kegembiraan dan sukacita menyambut kematian Noordin M. Top? Begitu banyak yang memuji-muji Tuhan. Ada pula yang memuji Densus 88. Pokoknya, semua orang kristen bergembira ria, nampaknya.

Tapi agar saudara tahu, Allah kita dan seisi sorga bermuram durja ketika seorang fasik mati. Ada keheningan. Diam membisu. Ada kekecewaan.

Manakala ada orang fasik mati, ada pukulan sakit di dada Bapa kita. Ia terpukul!

Jadi jangan lagi mengira sorga bergembira ketika ada orang fasik, sekaliber Noordin M. Top misalnya, mati. Tidak ada keuntungannya bagi Allah. Justru yang terkekeh menari-nari adalah iblis dan kerajaan mautnya. Mengapa? Sebab Allah menghendaki semua manusia dapat kembali ke sorga berkumpul bersamaNya, sebaliknya iblis berjuang keras agar semua manusia terjerumus jatuh ke neraka dan sorga kosong dari manusia.

Bagaimana, masihkan anda bergembira ketika seorang jahat mati?

Allah sangat mencintai manusia. Kita ini mahakaryaNya. Kita adalah lukisan terbesarNya. Ia menciptakan kita dengan sepenuh perasaanNya. Kita lahir dari impian-impianNya yang terdalam. Sama seperti anda menyonsong kelahiran anak pertama anda, anda larut oleh perasaan, harap-harap cemas, kebanggaan, serta bayangan-bayangan masa depan yang indah, demikianlah Bapa menyimpan perasaan atas semua manusia, bahkan lebih dalam dari itu.

Ketika manusia itu jatuh dalam dosa, tentu saja Allah kecewa luar biasa. Ketika mereka berbuat jahat, tentu saja hatiNya hancur oleh duka cita. Ia sangat membenci dosa. Ia sangat membenci kefasikan. Ia telah menggariskan bahwa upah dosa ialah maut, dan Ia tidak dapat mencabut ketetapanNya itu. Itulah sebabnya Allah mengutus nabi-nabiNya untuk menyerukan pertobatan mereka. Itulah sebabnya Ia mengutus Yunus ke Niniwe. Dan Ia terus menerus mencari-cari dari antara umatNya: Siapakah lagi yang bersedia untuk Kuutus?

Mereka diutus karena Allah sangat mencintai orang-orang berdosa itu. Ia tahu pengutusan itu berbahaya bagi anak-anakNya yang diutus itu. Tapi lihatlah, Allah kita rela mengorbankan anak-anakNya yang setia itu asalkan orang-orang fasik itu bertobat.

Karena begitu besarnya kasih Allah akan umat manusia, bahkan, Ia akhirnya merelakan pula Yesus Kristus AnakNya yang tunggal untuk mati menebus semua orang berdosa, agar siapa saja yang bertobat dan menerima pengorbananNya di kayu salib, beroleh selamat dengan cuma-cuma dan kedudukannya dipulihkan sebagai anak-anak Allah.

Sanggupkah saudara mengorbankan anakmu yang tunggal mati menggantikan hukuman mati seorang narapidana yang sangat jahat agar orang jahat itu dapat dibebaskan? Tentu saja itu perbuatan yang akan kita katakan gila! Tapi lihat, Allah telah melakukannya. Dapatkah sekarang anda menyadari betapa hebat dan dalamnya cinta Allah akan manusia berdosa ini?

Itulah sebabnya Allah merasa sakit di dadanya ketika orang jahat itu mati tetap dalam kejahatannya, sebab Ia telah mengerahkan segala apa yang dapat Ia kerjakan.

Di samping itu, ini jugalah yang hendak saya beritahu pada saudara, Allah menyimpan rasa kecewa kepada kita, umatNya, atas kematian orang jahat itu. Ya, jikalau Ia memeriksa ternyata orang jahat itu tidak pernah mendengar Injil dan tidak pernah diajak untuk bertobat oleh anak-anakNya, maka Ia akan memeriksa siapa-siapa saja anak-anakNya yang memiliki akses kepada orang jahat yang mati itu, dan jikalau ia menemukan namamu disana, dengarlah, Allah menyimpan kekecewaan padamu dan kelak Ia akan menuntutkan hal itu darimu.

Saya tidak sedang menakut-nakuti saudara, tetapi mengingatkan sekali lagi, bahwa memang kita ada disini ialah sebagai utusan dari surga untuk salah satunya mengabarkan Injil kepada sebanyak-banyaknya orang yang dapat kita jangkau. Itu tugas, bukan pilihan. Pilihan berarti dapat kita lakukan, dapat pula tidak. Tetapi tugas artinya harus kita kerjakan, jika tidak, kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Jadi kita, sebagai anak-anak Allah, jangan lagi hanya fokus kepada kepentingan hidup kita, dengan senantiasa meminta berkat, berkat, bekat, berkat. Tetapi mulai sekarang mintalah keberanian untuk berkorban bagi Tuhan, keberanian untuk bicara firman, keberanian membawa orang untuk bertobat. Mintalah kekuatan untuk mampu mengerjakan tugasmu.

Lihatlah orang-orang di sekelilingmu. Jikalau istri atau suamimu, anak-anakmu, orangtuamu, saudaramu, familimu, sahabatmu, dan semua orang yang engkau punya akses untuk bertemu empat mata dengannya, masih ada yang hidup dalam kejahatan dan belum bertobat, maka berhati-hatilah. Jangan sampai orang itu meninggal dalam kejahatannya, sementara engkau belum pernah membujuknya supaya bertobat pada Yesus. Sebab hal itu akan menjadi hutang bagimu.

Semua hutang harus dibayar, jika tidak, engkau akan dituntut kelak. Tetapi tentu engkau dapat berlutut di hadapan Allah, bertobat dan memintaNya menghapus hutangmu itu dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.

Tidak masalah orang jahat itu mau bertobat atau tidak. Yang perlu kita lakukan ialah mau mengabarkan Injil kepadanya, agar kita tidak terhutang..

Bagaimana caranya? Mungkin anda tidak pandai bicara firman. Mungkin anda tidak menguasai Alkitab. Mungkin anda tidak terlatih cara-cara menginjil. Mungkin wibawa orang itu terlalu besar bagi anda. Mungkin anda masih grogi. Tapi menurut saya, anda bisa melakukannya dengan cara lain. Misalnya, anda bisa memberinya buku, tulisan-tulisan, kesaksian-kesaksian, yang isinya mengenai pertobatan. Pastikanlah dia membacanya, dan doakanlah pemberian anda itu supaya diurapi Tuhan dan dapat menggerakkan dia untuk bertobat. Jika anda melakukannya, saya kira anda sudah membayar hutang anda padanya. Meski demikian, bertumbuhlah dalam kecakapan berbicara, kecakapan bersaksi, pengetahuan akan firman Tuhan. Dan bertumbuhlah juga dalam keberanian menyampaikan firman Allah.

Ketika orang fasik mati, mulai sekarang kita harus menyadari bahwa itu bukan berita gembira bagi Bapa, jadi harusnya bukan berita gembira pula bagi kita.

Bangkitlah hai anak-anak Allah. Hari sudah semakin senja. Bangkitlah dalam keberanian untuk berbicara Injil Keselamatan dari Kristus Yesus kepada sebanyak-banyaknya orang. Lihat, ada begitu banyak orang di sekitar kita yang hidup di luar Tuhan. Ketahuilah, bahwa Bapamu sangat mengasihi mereka semua. Bapa rindu mereka dapat datang kepadaNya. Seperti bapa yang kehilangan anaknya, Bapa kita terus menerus menunggu kepulangan mereka siang dan malam. Dan Bapa menaruh harapanNya kepadamu. Ya, Ia mengharapkan engkau agar mau berkorban bagi keselamatan mereka, di dalam kepemimpinan Yesus kristus, Raja dan Allah kita.

Amen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar