Minggu, 26 Agustus 2012

MENJADI ORANG YANG BAIK

oleh Bao Panigoran pada 17 Desember 2010 pukul 13:11
https://www.facebook.com/notes/bao-panigoran/menjadi-orang-yang-baik/470798908457


Filipi 4 : 5
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

Apa kabar saudaraku dalam Yesus..?
Lama saya tak menulis, hampir sama lamanya dengan saya jauh dari komputer. Ini bulan yang baik untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Semesta Alam, Yesus Kristus. Bulan yang dipenuhi ibadah maupun KKR di setiap kota untuk menyambut Natal.

Sebelumnya, saya menyampaikan selamat hari Natal 2010, bagi kita semua khususnya anggota grup Kesaksian Kristus. Mari menjadikan Natal ini lebih dari sekedar pesta agamawi, menjadi waktu yang baik bagi kita untuk berkaca kembali tentang perjalanan hidup kita sepanjang tahun 2010 ini. Sudahkah kita berubah tahun ini dari keburukan-keburukan lama kita? Sudahkah kita hidup benar dalam Firman? Hari Tuhan sudah semakin dekat!

Firman Tuhan di atas bukanlah berbicara tentang mengkoar-koarkan perbuatan baik kita atau mengiklankannya di koran-koran seperti kebiasaan sebagian pejabat-pejabat duniawi, saat memberi sumbangan bagi orang miskin misalnya. Bukan!

Firman itu sedang berkata kepada kita: “Hendaklah semua orang yang mengenalmu tahu bahwa engkau itu orang baik”.

Saudaraku...
Saya bekerja di kantor pemerintah yang berkaitan dengan media massa dan pemberitaan. Jadi sehari-hari, kantor kami senantiasa dikunjungi puluhan wartawan. Desember begini adalah minggu-minggu kesempatan bagi para wartawan beragama kristen menyebar kartu Natal kepada pejabat-pejabat dengan maksud mendapatkan THR. Sudah biasa bila orang-orang yang selama ini tidak pernah kami kenali turut juga memasukkan kartu natalnya. Kami biasa menamai mereka wartawan dadakan.

Dua hari lalu, datang dua orang wartawan dadakan memasukkan kartu natalnya ke kantor kami. Yang mengejutkan saya, salah seorang saya tahu persis adalah pelayan penting di sebuah gereja besar di kota kami. Saya sering bertemu dengannya di acara-acara kekristenan di kota ini, seperti di KKR-KKR, seminar-seminar rohani, dan lain-lain. Meski saya belum pernah mengobrol dengannya, yang saya tahu, dia seorang hamba Tuhan. Saya baru tahu bahwa ternyata dia juga orang media.

Seperginya saudara ini, seorang wartawan yang lebih dulu berada di ruangan kami, wartawan yang cukup terkenal dan punya reputasi, kawan saya, seorang muslim, bercerita tentang saudara kita itu. Katanya, orang itu tadinya staf marketing di perusahaan media mereka, yang dipecat beberapa hari lalu, lantas gabung ke media lain yang istilah teman-teman media besar disebut “media abal-abal”. Teman-teman di kantor bertanya mengapa orang itu dipecat. Kawan ini bercerita. Katanya, orang itu sok hebat di kantor. Semua hal menyangkut uang iklan harus lewat dia, padahal dia hanya staf honorer. Dia arogan, bergaya paling pintar, sehingga semua kru di kantor tidak suka kepadanya. Suatu kali, dia tanpa diperintah pimpinan pergi menjumpai manajer sebuah hotel besar yang baru saja membayar iklan di koran mereka. Orang ini dengan menggertak mencoba memeras manajer hotel itu dengan mengatakan tarifnya lebih besar dari yang telah dibayar itu karena hotelnya hotel besar. Tentu saja manajer itu menelepon untuk konfirmasi ke kantor media tersebut sehingga saudara kita ini terpaksa pulang menanggung malu. Katanya, manajer hotel itu berujar di telepon, “kalau saja dia bukan anggota kalian, sudah saya mutilasi dia dan mayatnya saya buang ke laut!” saking marahnya. Dampaknya, saudara kita itu dipecat dari kantornya. Mendengar cerita itu, semua teman sekantor saya tertawa. Dan saya sendiri menahan-nahan rasa malu di dalam dada.

Saudaraku...

Di kota ini, saya mendengar cerita yang buruk tentang reputasi banyak hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan saat mereka ada di luar lingkungan gereja. Jika saja cerita itu berasal dari orang-orang yang tidak saya kenal, saya pasti menganggapnya fitnah. Tapi kebanyakan saya dengar dari sahabat-sahabat yang saya percaya dan saya kenal kepribadiannya. Kebanyakan reputasi buruk itu digambarkan sebagai sosok yang sok, merasa paling pintar, arogan, angkuh dan memandang sebelah mata pada orang yang bukan anggota gerejanya atau aliran gerejanya (sombong rohani), gemar memuji diri, pelit, serakah akan uang, haus popularitas, bergaya orang penting, tinggi hati, takut disaingi, dan tidak bersahabat (berjiwa bermusuhan) bila yang datang bukan dari gereja atau alirannya. Ada lagi yang bahkan memiliki rahasia-rahasia busuk yang memalukan. Para hamba dan pelayan Tuhan saja sudah seperti itu, terlebih banyak lagi jemaat biasa yang saya kenal.


Saudaraku...
Saya tidak sedang menghakimi siapapun disini, sebab saya tidak menyebutkan nama siapapun. Saya berbicara tentang realitas yang ada di tengah-tengah kita, umat pilihan Allah.

Saya juga tidak sedang menyerang gereja, tidak pula sedang menggugat keberadaan hamba-hamba Tuhan. Tentu tidak semua seperti itu. Itu tidak ada disini, hanya ada disana-sini, begitu istilah para pengkhotbah.

Yang hendak saya katakan, mari, kita harus benar-benar hidup di dalam Tuhan. Kita memiliki musuh, yaitu iblis. Mungkin ia tidak bisa menyerang kita dari satu sisi, tapi ketika ilbis gagal, saya mau beritahu dan berharap saudara memperhatikannya: ia tidak akan pernah berhenti, melainkan dengan tekun mencari-cari celah yang dapat dipakainya melepas anak panahnya, berdiskusi dengan tim penasehatnya, sampai menyerbu dengan kekuatan yang tujuh kali lebih kuat. Saudaraku, sebenarnya kita setiap hari selama di bumi ini tetap berada dalam situasi perang. Antara kita dan iblis tidak pernah terjadi gencatan senjata!

Dan firman Tuhan adalah senjata kita. Maka kita harus memakai senjata itu setiap hari, hidup dengan senatiasa memakainya.

Roh Kudus melalui Paulus berkata bahwa “Hendaklah semua orang yang mengenalmu tahu bahwa engkau itu orang baik”. Disini Tuhan berbicara tentang buah Roh. Tentang karakter Yesus.

Bayangkanlah begini: beberapa orang mulai mengenal atau menganggap saya sebagai seorang hamba Tuhan. Mungkin, ada yang menganggap saya sebagai senior rohani atau sejenisnya bagi dirinya, dan jika dia bertemu saya di pasar, mungkin ia akan mulai membungkuk dan menaruh segan pada saya. Lalu suatu hari, dia bertemu dengan seorang pengemis tua yang pernah saya maki, misalnya. Pengemis tua itu melihat dia membungkuk hormat pada saya, dan setelah saya jauh, pengemis itu mendekati dia dan bertanya: “Bapak kenal orang itu?” Dia menjawab: “Oh, iya Pak. Beliau hamba Tuhan. Bapak kenal beliau?” Dan pengemis itu bercerita: “Kemarin saya minta-minta sama dia, jangankan memberi, dia malah memaki-maki saya dengan kata-kata kasar! Dia orang jahat!” Tahulah saudara apa yang akan dirasakan orang itu? Sudah pasti dia akan tersandung, menanggung malu dan berduka karena saya, dan bila dia lemah, mungkin saja dia akan putus asa terhadap kekristenan.

Saudaraku, tahukah anda? Banyak orang murtad, meninggalkan iman kristennya menjadi seorang muslim di Indonesia ini karena persoalan tersandung dengan kepalsuan-kepalsuan hidup kita, pelayan-pelayan Tuhan.....!

Saudaraku dalam kasih Yesus...

Terhadap orang-orang di gereja, orang-orang beradab, orang-orang penting dan terdidik, kita sudah pasti akan bersikap manis dan ramah, serta mengupayakan benar agar sosok kita terlihat rohani.

Tapi jangan kira karena dia muslim, atau dia orang jauh, atau dia bukan orang tidak penting, atau gembel miskin, maka dia tidak dapat menjadi informan bagi borok-borok kita. Bahkan anak kecil tukang semir sepatu yang pernah anda maki-maki sekalipun, dapat menjadi orang yang akan membocorkan kebusukan anda di mata orang-orang yang selama ini menghormati anda.

Benar, bahwa banyak dari kita yang memiliki masa lalu yang kotor. Saya sendiri demikian. Mungkin jika anda bertemu dengan seseorang yang berasal dari masa lalu saya, dia akan menceritakan hal-hal yang bukan saja membuat rasa hormat anda pada saya akan lenyap, tapi bahkan akan membuat anda mual serasa hendak muntah mendengarnya.

Tetapi sejak kita bangkit bertobat dari kehidupan lama, dan menjadi anak Allah, sadarilah bahwa sejak itu, nama baik Yesus digantungkan di leher kita. Kita iniadalah iklan bagi Kerajaan Allah, saudaraku!

Mari berupaya keras berbuah karakter baru, saudaraku. Kita melakukannya bukan dengan cara menyembunyikan bangkai itu, sebab sepandai-pandai menyimpan bangkai, akhirnya akan tercium juga. Tetapi kita melakukannya dengan mengalahkan segala kedagingan, hidup kudus, disiplin rohani, menjadi pribadi yang rendah hati, ramah pada semua orang, berkata-kata manis dan sedap terdengar kepada siapa saja termasuk kepada anak-anak kecil yang polos dan pengemis di jalanan, mengasihi, mengampuni, serta menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kita yang buruk.

Karakter baik adalah buah. Segala karakter baik tidak otomatis anda peroleh setelah anda berdoa pertobatan, tetapi semua itu lahir dari kemauan keras dan disiplin rohani yang teruji. Ingatlah, padi yang telah tumbuh belum tentu otomatis menghasilkan buah, tetapi panen akan kita peroleh melalui kerja keras dan disiplin untuk merawat dan memupuk tanaman itu.

Kekurangan, kelemahan dan dosa-dosa kita di tahun 2010 ini sudahlah lupakan saja, setelah kita bertobat dan minta ampun. Tetapi sekarang kita harus bangkit, dengan satu tekad untuk menjadi anak Allah yang benar-benar menjadi terang dan contoh baik bagi orang lain. Biarlah orang lain berkata tentang kita: “Ketika dulu si anu ada disini, segala sesuatunya begitu baik, karena dia orang yang baik.” Biarlah sejak 2011 ini, orang-orang akan berkata dalam hatinya: “Orang ini mirip Yesus...”

Dengan demikian nama Yesus, Tuan kita, akan dipermuliakan lewat hidup kita, hamba-hambaNya. Dan hidup kita boleh menjadi kesaksian serta Injil yang terbuka bagi orang-orang yang membutuhkan Yesus, Allah kita yang ajaib.

Segala kemuliaan hanya bagi Yesus, Raja segala raja, Tuanku yang saya dan anda layani...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar